JAKARTA - Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo malah melejit usai ramai soal peristiwa tak diundang oleh PDIP dalam acara di Semarang, Sabtu, 22 Mei kemarin.
Hasil survei Y-Publica menyebutkan elektabilitas Ganjar menembus 20,2 persen untuk pertama kalinya sejak survei Maret 2020.
"Elektabilitas Ganjar terus melaju hingga berhasil tembus 20,2 persen," ujar Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam siaran pers di Jakarta, Rabu, 26 Mei.
Pada survei kali ini, elektabilitas Ganjar bahkan melampaui Prabowo Subianto yang memperoleh 16,7 persen. Padahal selama ini elektabilitas Menteri Pertahanan itu selalu berada dipuncak berbagai lembaga survei. Disusul Ridwan Kamil diurutan ketiga sebesar 15,9 persen.
Menurut Rudi, hal menarik melihat pernyataan elite PDIP lainnya belakangan ini yang terkesan menyindir Ganjar. Sebelumnya, Ganjar dinilai terlalu berambisi menjadi calon presiden dengan lebih banyak tampil di media sosial dibandingkan bekerja di lapangan.
"Pada kenyataannya, posisi kepala daerah memang cenderung semakin strategis, khususnya sejak pandemi COVID-19 melanda," kata Rudi.
BACA JUGA:
Selain Ganjar, Ridwan Kamil dan Anies Baswedan turut melambung elektabilitasnya, yang notabene sama-sama kepala daerah. Kemudian, ada pula mantan walikota Surabaya Tri Rismaharini yang kini menjabat Mensos serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Di sisi lain, kata Rudi, Puan Maharani yang disebut sebagai penerus dalam regenerasi internal PDIP tak pernah beranjak dari posisi papan bawah. Dalam survei ini, elektabilitasnya Puan justru turun di bawah 1 persen, yaitu 0,7 persen.
"Posisi empat besar capres masih dikuasai oleh Ganjar, Prabowo, RK, dan Anies," ungkap Rudi.
Jika melihat tren dalam setahun terakhir, Rudi menambahkan Ganjar dan RK berpeluang menjadi pesaing kuat Prabowo jika maju kembali dalam pencapresan 2024.
Apalagi, Ganjar dan RK cenderung terus meningkat elektabilitasnya, sementara Prabowo mulai stabil dan Anies cenderung menurun.
Sebagai informasi, survei Y-Publica dilakukan pada 1-10 Mei 2021 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia.
Survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error ±2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.