Perang di Gaza Sebabkan Monyet hingga Singa di Kebun Binatang Rafah Kelaparan
Warga Gaza mengungsi dari utara ke selatan. (Sumber: UNRWA/Ashraf Amra)

Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah binatang di kebun binatang Rafah kelaparan, saat perang antara Hamas dan Israel di wilayah kantong Palestina itu sudah memasuki hari ke-87.

Di kebun binatang Rafah, puluhan warga Gaza yang miskin berkemah di antara kandang tempat monyet, burung beo dan singa yang kelaparan setelah pengepungan dan serangan Israel.

Hampir seluruh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat pemboman yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut. Banyak dari mereka kini memadati Kota Rafah di bagian selatan, tempat penampungan mereka memenuhi sudut-sudut jalan dan lahan kosong.

Di kebun binatang pribadi, yang dijalankan oleh keluarga Gomaa, barisan tenda plastik berdiri di dekat kandang hewan dan cucian digantung di antara pohon palem. Di dekatnya, seorang pekerja mencoba memberi makan irisan tomat kepada monyet yang lemah dengan tangan.

Banyak dari mereka yang berlindung di kebun binatang adalah anggota keluarga besar Gomaa yang tinggal di berbagai wilayah di wilayah tersebut sebelum konflik menghancurkan rumah mereka.

"Ada banyak keluarga yang benar-benar musnah. Sekarang seluruh keluarga kami tinggal di kebun binatang ini," kata Adel Gomaa, yang meninggalkan Kota Gaza, melansir Reuters 1 Januari.

"Hidup di antara hewan lebih penuh belas kasihan daripada apa yang kita dapatkan dari pesawat tempur di angkasa," sambungnya.

Empat monyet telah mati dan seekor lagi kini sangat lemah hingga tidak bisa makan sendiri ketika makanan tersedia, kata pemilik kebun binatang Ahmed Gomaa.

Dia juga mengkhawatirkan kedua anak singa miliknya.

"Kami memberi mereka roti kering yang direndam dalam air hanya untuk menjaga mereka tetap hidup. Situasinya sungguh tragis," ungkapnya.

Induk anak-anak singa itu telah kehilangan separuh berat badannya sejak konflik dimulai, mulai dari makanan ayam setiap hari hingga porsi roti setiap minggu, tambahnya.

Terpisah, sebuah laporan yang didukung PBB pekan lalu memperingatkan, Gaza berisiko mengalami kelaparan karena seluruh penduduknya menghadapi tingkat krisis kelaparan. Israel menghentikan semua impor makanan, obat-obatan, listrik dan bahan bakar ke Gaza pada awal perang.

Meskipun sekarang Israel mengizinkan bantuan untuk memasuki daerah kantong tersebut, pemeriksaan keamanan, hambatan pengiriman dan kesulitan untuk melewati reruntuhan zona perang telah menghambat pasokan. Banyak warga Palestina di sana mengatakan mereka tidak makan setiap hari.

Di kebun binatang, singa betina dan anak-anaknya berbaring lesu di kandangnya sementara anak-anak bermain di dekatnya.

Hewan-hewan sekarat dan jatuh sakit setiap hari, kata Sofian Abdeen, dokter hewan yang bekerja di kebun binatang.

"Kasus kelaparan, kelemahan, anemia. Masalah-masalah ini tersebar luas. Tidak ada makanan," tandasnya.