JAKARTA - Nilai tukar rupiah kembali tak bertenaga. Rupiah Jumat 6 Maret ditutup melemah 0,48 persen ke level Rp14.243 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, virus corona masih mendominasi sentimen di pasar keuangan. Hal ini menurutnya mendorong pasar kembali ke luar dari aset berisiko.
Ia menambahkan, Presiden Trump dalam sebuah wawancara Kamis mengatakan, virus corona akan menekan perekonomian AS. Jumlah kematian dan kasus COVID-19 di AS akan terus bertambah.
"Tingkat pertumbuhan China di kuartal-I 2020 juga akan tertekan cukup dalam," ujar Ariston kepada VOI.
Dengan pelemahan ini, rupiah menjadi mata uang kedua di Asia yang melemah paling dalam. Posisi pertama ditempati oleh won Korea Selatan yang turun 0,92 persen terhadap dolar AS. Selain itu, rupee India pun terkikis 0,40 persen.
Menyusul, ringgit Malaysia dan dolar Taiwan yang melemah masing-masing 0,29 persen dan 0,25 persen. Peso Filipina pun berada di zona merah setelah turun 0,14 persen.
Senentara itu, baht Thailand menjadi mata uang paling perkasa setelah naik 0,41 persen dihadapan dolar AS. Disusul, yen Jepang yang menguat 0,36 persen.
Dolar Singapura dan yuan China pun berhasil terkerek masing-masing 0,15 persen dan 0,04 persen. Selanjutnya dolar Hong Kong yang naik tipis 0,02 persen.