Bagikan:

JAKARTA - Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo diroasting tiga komika sekaligus di atas panggung Teman Cerita Festival di Djakarta Theatre, Kamis 21 Desember. Tidak gusar, Ganjar justru membalasnya dengan guyonan.

"Tenang, kalian tidak akan hilang," kata Ganjar sembari tertawa. 

Ganjar memang kerap kali tampil di "kursi panas" stand up comedy dengan roastingan komika Tanah Air. Kali ini, ia menghadapi tiga komika yang tak kalah pedas dalam melancarkan kritik. 

Mereka adalah Dani Adhitya, komika Suci 5 yang juga penyandang disabilitas asal Malang, kemudian ada Ate dan Dani Jaya Wardhana atau dikenal McDanny. 

Hari itu, Ganjar mendapat banyak energi dari komika muda dengan analisa kreatifnya. Mulai dari gaya kampanye, elektabilitas, sering blunder hingga keberpihakan terhadap disabilitas. 

"Saya di sini ditugaskan meroasting Bapak, bukan ditugasi partai Bapak ya," buka Dani Adhitya. 

Ia melanjutkan, jika Ganjar satu-satunya Capres yang membahas isu disabilitas saat debat Capres pertama di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Saya yakin sama Pak Ganjar, karena pada saat debat Capres kemarin, hanya Pak Ganjar yang satu-satunya bahas isu disabilitas . Butuh banget suara Disabilitas ya Pak?" seru Dani. 

Materi panas juga dilancarkan McDanny, yang mengatakan bahwa karakter Ganjar saat debat tanggung. 

"Kalau saya analisa hasil debat, Pak Ganjar nanggung karakternya. Kalau mau berisi, berisi banget atau kalau mau menghibur, menghibur banget. Saran dari saya pas bapak pilih, pilih pindah partai," ucap komika asli Jakarta itu. 

Bukannya marah, Capres berambut putih itu justru tertawa dan bahagia mendengar materi rosting. 

"Tenang, kalian tidak akan hilang," jawab Ganjar yang direspon tepuk tangan penonton. 

Dalam acara yang dihadiri sebanyak 1.200 anak muda itu bertambah seru saat putra Ganjar, Muhammd Zinedine Alam Ganjar, muncul bak komika. Ganjar terkejut tidak menyangka jika anaknya itu punya talenta untuk open mic di atas panggung komedi. 

Bukannya membela, Alam justru ikut meroasting ayahnya sendiri. Lebih dari lima menit, politikus berambut putih itu mendapat suntikan energi soal dunia milenial dan generasi Z. 

"Bapak itu sering melempar joke-joke yang kurang relevan ke anak muda. Padahal kalau bicara serius malah ditertawakan. Jadi agak kebalik tuh. Jadi perlu diberi materi-materi khusus," Alam membuka tampilannya. 

Tidak canggung, Alam terus melancarkan kritik kepada ayahnya sendiri. Mulai dari fesyen yang kurang kekinian, kekompakan dengan Mahfud MD hingga gaya kampanye. 

"Bapak pakai baju hitam, Prof Mahfud pakai putih. Apa tidak telponan kali ya. Saran saja besok kalau mau debat perlu sleepcall dulu sama Prof Mahfud," kata Alam yang disambut tawa penonton. 

Alam juga menyampaikan pentingnya gimik yang substansial saat membuat konten-konten.

"Substansi tanpa gimmik tidak akan sampai, tapi gimmik tanpa substansi juga omong kosong belaka. Harapannya ayah punya dua itu," terangnya. 

Usai acara, Ganjar mengaku merasa senang karena mendapat banyak masukan dan kritik yang disampaikan dengan gaya kreatif komedi. 

"Ada yang menarik saja. Sejak kapan dia belajar jadi komika begitu ya, ternyata diajarin oleh orang-orang kreatif dan dia berani mencoba untuk melakukan itu. Menurut saya menarik, yang saya lihat adalah proses kreatifnya saja," kata eks Gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut.

Ganjar memastikan di era demokrasi kritik itu hal yang biasa. 

"Mungkin yang perlu diperhatikan adalah tidak menyakiti. Kritiklah kebijakannya, tapi jangan maaf ya, fisiknya, sukunya, agamanya, golongannya," tandasnya.