Sepanjang 2023, 511 Terpapar dan 9 Diantaranya Meninggal dalam Kasus DBD di Belitung
Nyamuk Aides Agepti penyebab terjadinya DBD (ANTARA)

Bagikan:

BELITUNG - Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di daerah itu hingga minggu kedua Desember 2023 mencapai 511 kasus.

"Sampai 15 Desember jumlah kasus DBD di Belitung sebanyak 511 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Belitung, drg Dian Farida di Tanjung Pandan, dikutip ANTARA, Selasa 19 Desember.

Hal ini disampaikan dalam acara Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama DPRD Belitung terkait kenaikan kasus penanggulangan DBD di daerah itu.

Ia mengatakan, sedangkan angka kematian kasus DBD di daerah telah mencapai sembilan orang.

"Angka kematian DBD awalnya delapan orang namun beberapa hari lalu bertambah satu orang, yang terakhir anak berusia enam tahun," ujarnya.

Menurutnya, meningkatnya jumlah kasus DBD di daerah itu disebabkan oleh sejumlah faktor diantaranya kondisi peralihan musim dari kemarau ke penghujan.

Selain itu, faktor lainnya adalah rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal di tengah kondisi cuaca sekarang ini.

"Salah satu faktor yang memicu meningkatnya kasus DBD adalah kondisi cuaca hujan atau fase musim pancaroba," katanya.

Dinkes Belitung bersama pihak puskesmas dan rumah sakit telah mengambil sejumlah langkah dan tindakan guna mencegah penularan DBD salah satunya adalah pengendalian vektor.

"DBD ditularkan oleh nyamuk sehingga kami harus melakukan pengendalian vektor. Hal ini sebagai kegiatan utama termasuk juga melakukan surveilans penyakit" ujarnya.

Dinkes Belitung menurunkan tim Penyelidikan Epidemiologi (PE) guna menyelidiki kasus DBD berdasarkan laporan yang diterima dari masyarakat.

"Apabila laporan diterima maka kami langsung menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan kasus. Tim ini tugasnya mencari penderita lain dengan gejala DBD seperti demam, selain dari pasien yang sudah terkonfirmasi DBD tadi," katanya.

Dikatakannya, tim tersebut juga melakukan pemeriksaan perkembangan jentik di rumah-rumah warga dan lingkungan tersebut.

"Kami harus memeriksa tempat perindukan nyamuk dengan radius atau berjarak 100 meter dari tempat tinggal penderita DBD," ujarnya.

Disampaikan, apabila ditemukan ada tiga orang yang mengalami gejala DBD serta angka pertumbuhan jentik di atas lima persen, maka langkah selanjutnya dilakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

"Meskipun kegiatan PSN sebenarnya ada atau tidak ada jentik sebagai langkah antisipatif harus tetap dilaksanakan oleh masyarakat," katanya.

Ia mengajak masyarakat menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal dengan memberantas sarang atau tempat bertelurnya nyamuk serta mengubur barang-barang bekas yang tidak terpakai.

"DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti maka diupayakan untuk menghindari gigitan nyamuk caranya tidak lain adalah menjaga kebersihan lingkungan dengan memberantas tempat bertelurnya nyamuk," ujarnya.