JAKARTA - Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani mengatakan, mewabahnya virus corona atau COVID-19 sejak awal 2020 telah banyak berpengaruh terhadap penurunan penjualan produk di sektor perdagangan.
Rosan mengaku, mendapat laporan penurunan penjualan hampir terjadi di beberapa sektor mulai dari otomotif, elektronik, hingga pariwisata.
"Mulai ada sih. Kita lihat mungkin kaya di motor dan mobil ya. Industri turis, semua sih rata-rata (mengalami penurunan)," katanya seusai acara Omnibus Law: Terobosan Pemerintah bagi Pertumbuhan Ekonomi yang digelar Assegaf Hamzah & Partners (AHP), di Hotel Four Season, Gatot Subroto, Jakarta, Kamis, 5 Maret.
Menurut Rosan, penurunan penjualan akibat mewabahnya COVID-19 ini terbilang cukup besar. Jika dipersentase penurunan penjualan secara menyeluruh mencapai 30 persen selama kurun waktu dua bulan.
"Average hampir 25 sampai 30 persen. Itu dua bulan. Januari sampai Februari," jelasnya.
Rosan mengungkap, saat ini pengusaha elektronik sudah mulai merasakan kendala untuk mendapatkan bahan baku dan penolong. Sebab, sebagai besar bahan-bahan tersebut diimpor dari China.
"Terutama terus terang di sektor elektronik. Kalau kita lihat kan impor kita 26 persen dari China dan top three bahan baku untuk elektronik, laptop dan layar datar itu paling besar. Itu kami minta untuk berikan relaksasinya," jelasnya.
BACA JUGA:
Rosan berujar, pengusaha dan pemerintah tengah menjalin komunikasi untuk mengatasi masalah ini. Beberapa kebijakan fiskal juga telah disiapkan pemerintah seperti pengurangan bea masuk impor bahan baku maupun ekspor.
"Mungkin hal-hal lain yang menyangkut ekspor impor yang sedang kami bicarakan," tuturnya.
Seperti diketahui, menyikapi dampak COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia, pemerintah kini tengah menyiapkan paket stimulus jilid dua. Kebijakan ini bakal dilaksanakan pasca pengesahaan Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja oleh DPR RI.
Stimulus jilid dua sendiri merupakan lanjutan dari pemberian dana insentif sekitar Rp10,3 triliun yang dialokasikan ke beberapa sektor paling terdampak, seperti pariwisata hingga penerbangan. Sementara stimulus kali ini akan membantu perusahaan berskala menengah.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, paket stimulus ekonomi jilid kedua diharapkan bisa mendorong sektor riil di tengah tekanan perekonomian akibat COVID-19.
Upaya mendorong sektor riil, kata Airlangga, juga dilakukan dengan memantau situasi kredit dan dana yang masuk ke perbankan. Stimulus itu diharapkan bisa mendorong roda perekonomian bersamaan dengan insentif jilid pertama yang sebelumnya telah diumumkan.
Airlangga menyampaikan, bahwa stimulus kali ini akan membantu perusahaan-perusaahaan berskala menengah. Sementara paket stimulus yang diumumkan pada akhir bulan lalu menyasar perusahaan-perusaahaan berskala mikro dan kecil.
Selain itu, paket stimulus ini akan mengatur soal pemangkasan proses prosedur ekspor hingga pemotongan bea impor untuk berbagai macam produk.