JAKARTA - Sebuah laporan intelijen Amerika Serikat (AS) yang belum diklasifikasikan menilai perang di Ukraina telah menyebabkan 315.000 tentara Rusia tewas dan terluka, atau hampir 90 persen dari jumlah personel yang dimiliki Rusia ketika konflik dimulai, kata sumber yang mengetahui laporan intelijen tersebut pada Hari Selasa.
Laporan tersebut juga menilai bahwa kerugian Moskow dalam hal personil dan kendaraan lapis baja untuk militer Ukraina telah memundurkan modernisasi militer Rusia selama 18 tahun, kata sumber tersebut.
Sumber tersebut mengatakan laporan intelijen AS yang baru-baru ini diumumkan menilai, Rusia memulai invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022 dengan 360.000 personel.
Sejak itu, laporan tersebut menemukan, 315.000 tentara Rusia, atau sekitar 87 persen dari total pasukan yang memulai perang, telah terbunuh atau terluka, kata sumber tersebut.
Kerugian tersebut adalah alasan Rusia melonggarkan standar perekrutan untuk penempatan di Ukraina, sumber itu melanjutkan.
"Skala kerugian telah memaksa Rusia mengambil tindakan luar biasa untuk mempertahankan kemampuannya dalam berperang. Rusia mengumumkan mobilisasi sebagian 300.000 personel pada akhir tahun 2022, dan telah melonggarkan standar yang memungkinkan perekrutan narapidana dan warga sipil lanjut usia," kata penilaian laporan tersebut, menurut sumber itu, dilansir dari Reuters 13 Desember.
Mengutip laporan itu, sumber tersebut mengatakan tentara Rusia memulai perang dengan 3.100 tank namun kehilangan 2.200 tank dan harus "mengisi kembali" pasukan tersebut dengan tank T62 yang diproduksi pada tahun 1970an, sehingga hanya menyisakan 1.300 tank di medan perang, kata sumber tersebut yang mengutip laporan tersebut.
Sumber tersebut berbicara ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan permohonan untuk mendapatkan lebih banyak bantuan militer kepada anggota Parlemen AS di Capitol Hill, di mana ia menghadapi sambutan skeptis dari para tokoh penting Partai Republik.
Pada konferensi pers di hari yang sama, Presiden AS Joe Biden menegaskan kembali dukungannya kepada Presiden Zelensky, memperingatkan anggota parlemen bahwa mereka berisiko memberikan kemenangan kepada Rusia.
Terpisah, Kedutaan Besar Rusia merujuk permintaan komentar kepada Kementerian Pertahanan Rusia di Moskow. Kementerian tidak menanggapi permintaan komentar.
Sebelumnya, para pejabat Rusia mengatakan perkiraan negara-negara Barat mengenai jumlah korban tewas Rusia dalam perang tersebut terlalu dilebih-lebihkan dan hampir selalu meremehkan kerugian yang dialami Ukraina, yang menurut para pejabat Rusia sangat besar.
BACA JUGA:
Terpisah, Kyiv memperlakukan kerugian yang dideritanya sebagai rahasia negara dan para pejabat mengatakan mengungkapkan jumlah tersebut dapat merugikan upaya perangnya.
Sebuah laporan New York Times pada Bulan Agustus mengutip para pejabat Negeri Paman Sam menyebutkan, jumlah korban tewas di Ukraina hampir mencapai 70.000 orang.
Menulis di jurnal Ukraina Tyzhden, sejarawan Yaroslav Tynchenko dan sukarelawan Herman Shapovalenko bulan lalu mengatakan proyek Buku Memori Shapovalenko telah mengkonfirmasi 24.500 kematian dalam pertempuran dan non-tempur di Ukraina dengan menggunakan sumber terbuka. Angka sebenarnya mungkin lebih tinggi, kata mereka.