YOGYAKARTA - Kampung Starling merupakan kawasan pemukiman unik di pusat Kota Jakarta karena dihuni oleh para pedagang kopi keliling. Nyempil di antara bangunan-bangunan tinggi Kota Metropolitan, pemukiman padat penduduk ini berlokasi di kawasan Kwitang, Jakpus. Menarik untuk mengenal Kampung Starling lebih jauh lagi.
Kampung starling mudah ditemukan karena berada di antara Markas Komando (Mako) Marinir dan Hotel Aryaduta, diapit oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta dan Kali Ciliwung. Kampung ini terkenal karena mayoritas penduduk atau warganya bekerja sebagai pedagang kopi keliling atau yang populer disebut starling.
Saat datang ke kampung starling terdapat gapura yang bertuliskan “Selamat Datang di Kawasan Pedagang Kopi Keliling” yang sangat ikonik. Namun belum banyak orang yang mengenal Kampung Starling dan asal-usul terbentuknya pemukiman ini.
Asal Usul Kampung Starling
Kawasan yang berada di salah satu sudut Jakarta Pusat ini disebut sebagai Kampung Starling karena banyaknya tukang kopi keliling yang tinggal atau menetap. Pemukiman padat ini memang ditinggali oleh banyak perantau yang membuka berdagang atau membuka usaha kecil-kecil berjualan kopi keliling.
Meski hanya berjualan kopi keliling atau menjadi pedagang starling, para perantau ini dapat bertahan hidup dengan hasil yang mencukupi. Lambat laun semakin banyak perantau yang juga berdatangan untuk tinggal ke Kampung Starling. Biasanya para perantau yang ada di sana mengajak kerabat, teman, atau kenalannya di kampung halaman untuk ikut merantau.
Kebiasaan mengajak para kerabat atau teman untuk ikut merantau inilah yang membuat pemukiman di Kampung Starling semakin padat penduduk. Sejak tahun 2002 memang sudah banyak orang berdatangan untuk tinggal di Kampung Starling dan menjalani profesi sebagai penjual kopi keliling.
Pemukiman yang terletak di Jalan Prapatan Baru, Kwitang, Jakpus, ini dipadati oleh para pedagang starling selama bertahun-tahun. Banyaknya penjual kopi keliling yang tinggal di gang-gang kawasan tersebut membuat tempat itu dijuluki sebagai Kampung Starling.
Mayoritas Penduduk Kampung Starling Berasal dari Madura
Para penduduk di Kampung Starling kebanyakan berasal dari Pulau Madura. Para perantau dari Madura ini membawa saudara dan temannya untuk ikut mengadu nasib di Jakarta sebagai pedagang. Semakin banyak kenalan yang diajak datang ke sini maka kampung ini kemudian menjadi tempat berkumpulnya para perantau.
Mayoritas penghuni Kampung Starling berasal dari salah satu Kabupaten di Pulau Madura, yaitu Sampang. Para masyarakat Sampang yang awalnya tinggal atau menganggur di tanah asal kemudian tertarik dengan ajakan untuk merantau ke Jakarta. Meski mereka hanya berjualan kopi, namun hasilnya terbilang lumayan.
Awalnya para perantau asal Madura yang datang tidak langsung berjualan kopi keliling seperti yang dikenal sekarang. Sebelumnya para perantau bertahan hidup dengan berjualan minuman botol. Namun seiring berjalannya waktu, mereka memilih untuk menjadi pedagang starling.
Para Pedagang Starling Bisa Tinggal Gratis
Banyak pedagang starling yang tinggal di Kampung Starling secara gratis. Mereka bisa mendapat tempat tinggal gratis karena sedari awal memang disediakan oleh para agen. Namun ada juga pedagang yang harus membayar biaya tempat tinggalnya.
Para agen membagi tempat tinggal untuk para pedagang menjadi dua, yakni kamar untuk untuk sendiri (bagi bujangan) dan kontrak. Fasilitas kamar bujang disediakan secara gratis dari para agen. Namun mereka harus tinggal secara ramai-ramai dalam satu kamar. Para perantau bujang ini ada yang memang belum menikah dan ada yang sudah berkeluarga namun memilih merantau sendiri meninggalkan anak-istri di kampung halaman.
Sementara itu, kamar kontrak disediakan para agen secara berbayar atau disewakan. Kamar ini biasanya ditinggali oleh para pedagang starling yang membawa anak dan istrinya. Namun ada juga penyewa kamar kontrak karena mereka ingin tinggal sendiri.
BACA JUGA:
Demikianlah ulasan mengenal Kampung Starling yang populer di Jakarta karena dihuni oleh para pedagang kopi keliling. Sebenarnya bentuk kawasan ini sama seperti pemukiman dengan gang-gang sempit yang banyak ditemui di Jakarta. Namun mayoritas penduduk kampung ini merupakan para perantau yang bekerja sebagai penjual starling.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI. Kami menghadirkan kabar terbaru dan terupdate nasional maupun internasional.