JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menilai pemilih muda memilih tidak golongan putih atau golput berarti menandakan memiliki kematangan dalam berpikir dan bersikap.
"Program-program yang ditawarkan oleh para calon pemimpin ke depan tentu akan memerlukan analisa dan arah berpikir yang tepat bagi saudara, sehingga akan melatih kedewasaan saudara dalam menentukan pilihan politik," kata Mahfud saat menyampaikan sambutan dalam diskusi publik yang diikuti secara daring, Kamis 7 Desember, disitat Antara.
Selain itu, lanjut Mahfud, anak muda yang tidak golput juga belajar bertanggung jawab sebagai warga negara Indonesia atau WNI.
Pilihan politik boleh saja berbeda di antara generasi muda. Namun, kata dia, anak muda tetap harus selalu mengawal kebijakan dari pemimpin terpilih.
"Kalau pilihan kita menang, kita wajib menjaga sekaligus mengkritisinya jika menyimpang dari tujuan awal. Namun, apabila kalah, juga tidak boleh anarkis dan harus menerima dengan tetap ikut mengontrol jalannya pemerintahan sesuai dengan jalur konstitusi yang tersedia," kata Mahfud.
BACA JUGA:
Menurut dia, pemilih muda yang tidak golput juga secara tidak langsung dapat menyelamatkan generasi mereka dan generasi berikutnya.
Memilih pemimpin, meskipun hanya untuk masa jabatan lima tahun, memiliki pengaruh besar terhadap kelangsungan antar-generasi.
Menurutnya, masa depan Indonesia ditentukan dari peran anak muda, termasuk yang saat ini masih duduk di bangku perguruan tinggi.
Apalagi, lanjutnya, anak muda biasanya memiliki perhatian khusus terhadap berbagai isu, mulai dari masalah lapangan kerja hingga percepatan digitalisasi.
Mahfud pun mengingatkan anak muda nantinya juga akan memegang tongkat estafet kepemimpinan negara Indonesia.
"Maka, saatnya Saudara pada tanggal 14 Februari 2024 datang ke TPS (tempat pemungutan suara) untuk memilih pemimpin yang benar dan bisa diandalkan menurut penilaian Saudara," ujar Mahfud.