Bagikan:

JAKARTA - Seni adalah cara kita mengekspresikan diri, seni itu sebuah kebebasan dan tidak boleh dibatasi. Seperti yang diduga dialami oleh seniman Butet Kertaredjasa dan Agus Noor yang merasa diintervensi saat akan menggelar pertunjukan berjudul Musuh Bebuyutan di Taman Ismail Marzuki.

Pertunjukkan seni itu berlangsung selama 2 hari, yaitu pada 1 dan 2 Desember 2023 dan bertempat di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Butet dan Agus merasa diintervensi karena diminta untuk menandatangani surat pernyataan yang berisi tidak memperbolehkan menampilkan unsur politik selama pertunjukkan digelar. Kadiv Humas Polri, Irjen Shandi Nugroho pun menanggapi isu tersebut dengan meminta pihak penyelenggara pertunjukkan atau pihak yang merasa dirugikan untuk melapor, sehingga laporan bisa segera ditindaklanjuti.

Isu ini juga mendapat tanggapan dari beberapa tokoh public, seperti Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Abdullah Mansur yang menyesalkan adanya dugaan intimidasi yang dilakukan polisi terhadap seniman-seniman tersebut. Menurutnya, para seniman adalah orang-orang pintar yang mengerti aturan. Mereka paham apa saja yang dilarang dan apa saja yang diperbolehkan. Apalagi sudah ada undang-undang khusus yang mengatur tentang kebebasan berekspresi tersebut.

Calon Wakil Presiden dengan nomor urut 3, Mahfud MD juga turut memberikan tanggapan dan menyayangkan adanya dugaan intimidasi dari polisi, Mahfud bilang jika seni bersifat universal dan bisa dinikmati oleh semua orang dan seharusnya pegiat seni tidak mengalami hal semacam itu. Namun pihak kepolisian dan panitia penyelenggara yakni “Kayan Production” sudah memberikan klarifikasi, jika tidak ada intimidasi dan intervensi yang dilakukan oleh kepolisian. Hal tersebut murni hanya untuk mengurus surat-menyurat perizinan. Simak videonya berikut ini.