Kronologi Pembunuhan Gadis Cantik di Bogor yang Mayatnya Ditemukan di Ruko
Rahmat Agil alias Alung, pelaku pembunuhan terhadap pacarnya sendiri bernama Fitria Wulandari. Pelaku digiring petugas Polresta Bogor, Selasa 4 Desember. (VOI)

Bagikan:

BOGOR - Sempat hilang empat hari, gadis cantik Fitria Wulandari (21), warga Kampung Cibalagung, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor ditemukan sudah tidak bernyawa di sebuah ruko. Ternyata Fitria tewas dibunuh kekasihnya, Rahmat Agil alias Ayung.

Diketahui Ayung sempat berbohong kepada orang tua korban dengan mengatakan kekasihnya itu meninggal akibat kecelakaan.

Kapolresta Bogor Kota Kombespol Bismo Teguh Prakoso membeber kronologi pembunuhan gadis cantik tersebut. Bismo mengungkapkan ayah korban merupakan teman satu pekerjaan dengan Ayung.

Kasus ini bermula saat korban yang tengah berada di kawasan Jalan Malabar dijemput pelaku pada Kamis 28 November malam sekitar pukul 21.00 WIB.

Pelaku kemudian membawa korban ke sebuah penginapan di Kelurahan Kedung Badak, Kota Bogor dan berhubungan intim.

Pada Jumat dini hari sekitar pukul 01.00 Ayung menyatakan ingin memutuskan jalinan cuma mereka yang sudah berjalan sekitar 11 bulan. Namun, korban tidak mau sehingga berteriak-teriak.

Pelaku pun panik, menutup hidung dan mulut korban, serta melakukan tindakan lain yang membuat Fitria kehilangan nyawa.

Fitria ditemukan tewas di sebuah ruko dengan kondisi muka dan kepala lebam. Aparat Polresta Kota Bogor mencurigai kasus tersebut merupakan aksi pembunuhan.

Polisi kemudian menangkap Rahmat Agil, pacar korban yang diduga sebagai pelaku pembunuhan pada Minggu 3 Desember.

Seusai melakukan pembunuhan pelaku masih tidur bersama korban di penginapan tersebut sampai pagi harinya. Sekitar pukul 09.00 WIB, pelaku mulai kalut sehingga mengarang cerita bahwa korban meninggal karena kecelakaan.

"Kemudian dia minta tolong temannya dan bercerita kalau korban meninggal kecelakaan. Lalu korban dibonceng bertiga untuk dibawa ke rumah orangnya," lanjut Kapolres.

Namun, sayang pelaku yang ketakutan kedoknya terbongkar akhirnya urung mengantarkan jenazah korban. Malahan, korban dibawa ke sebuah gedung pertemuan dan disimpan di lantai 2. Pelaku sempat menyeka darah korban pada pukul 14.00 WIB.

Keesokan harinya, Sabtu, pelaku kembali mendatangi jasad korban dan bertemu ayah korban.

"Saat itu ayah korban bertanya di mana anaknya. Dijawab pelaku ada di rumah temannya," lanjut Kapolresta.

Pelaku akhirnya baru memberitahukan lokasi korban pada pukul 21.00 WIB dengan alasan tewas akibat kecelakaan. Polisi yang mendapati laporan tersebut akhirnya menangkap pelaku.