JAKARTA - Pengakuan pendakwah Yahya Waloni yang sengaja menabrak seekor anjing mendapat kritik banyak pihak. Salah satunya datang dari pegiat media sosial, Eko Kuntadhi melalui chanel YouTube, CokroTV baru-baru ini.
Eko tak habis pikir bagaimana mungkin seorang pendakwah begitu gembira usai menabrak makluk hidup. Bahkan, hal itu dipamerkan kepada para jemaahnya.
"Pesannya jelas, jadilah umat seperti saya, seperti orang psikopat yang bisa tertawa senang melihat seekor makhluk ciptaan Allah menderita akibat ulahnya," tegas Eko.
Yahya Waloni menyampaikan sengaja menabrak anjing saat berceramah dan disiarkan akun YouTube Hadits TV pada Sabtu 13 Februari 2021 lalu. Kejadian berlangsung di wilayah perbatasan antara Riau dan Jambi, tepatnya di Kecamatan Kemuning.
Itu pun dilakukan saat Yahya Walono hendak berangkat ceramah. Apa alasan Yahya Waloni menabrak anjing? "Kutabrak juga seekor anjing, enggak tahu punya siapa. Dia lari pincang kakinya. Kalau kambing masih saya rem, tapi kulihat anjing, najis kutembak satu yang paling depan," ungkapnya.
Selain anjing, isi ceramah Yahya Waloni kerap mengobarkan kebencian kepada agama lamanya, kristen. Kalau ditelaah, 'jualan' Yahya Waloni, menurut Eko hanya itu-itu saja.
"Rasa benci pada agama Kristen, rasa benci pada orang yang berbeda. Saya maklum orang seperti apa Waloni tidak punya waktu untuk belajar tentang Islam sebagaimana nafas aslinya,"
"Dia baru saja jadi mualaf sudah langsung dapat panggung mendakwah, akibatnya yang diketahui tentang Islam adalah kebencian pada agama lain saja dan itulah yang menjadi bahan jualan ceramahnya kemana-mana," ujar Eko.
BACA JUGA:
Padahal, para pendakwah merupakan etalase sebuah agama. Misalnya, agam Katolik dari para pastor atau suster dan Budha dari biksu dan biksuni. Nah, pertanyaanya apakah umat Islam mau agamanya dinilai dari sosok seperti Yahya Waloni yang senang menyakiti makhluk hidup.
"Umat Islam apakah kita mau agama yang Rahmatan-lil-alamin (rahmat bagi semesta) digambarkan oleh sosok dan perilaku seseorang dari awal yang psikopat karena nggak ada kata lain selain karena senang melihat penderitaan makhluk lainnya. Saya sih ogah (tidak)," ucap Eko.