Pertama dalam 150 Tahun, Burung Kiwi Lahir di Alam Liar Wellington Selandia Baru
Anak Kiwi di Selandia Baru Sumber The Capital Kiwi Project

Bagikan:

JAKARTA - Para ahli konservasi berhasil menemukan dua anak burung kiwi di Wellington, kelahiran liar pertama burung tersebut yang tercatat di ibu kota Selandia Baru itu dalam kurun waktu lebih dari 150 tahun terakhir.

Kedua anak kiwi baru ini lahir hanya setahun setelah Capital Kiwi Project memperkenalkan kembali burung nasional ikonik negara tersebut ke kota berpenduduk sekitar 400.000 jiwa itu.

Kelahiran mereka di Makara, pinggiran kota yang hanya berjarak 25 menit dari pusat Kota Wellington, membuat total populasi setempat menjadi 65 ekor kiwi coklat di Pulau Utara.

Kiwi coklat adalah salah satu spesies kiwi paling umum di Selandia Baru, namun menurut Departemen Konservasi Selandia Baru, burung-burung ini dapat punah di alam liar dalam waktu dua generasi tanpa konservasi dan dukungan yang memadai.

Melansir CNN 1 Desember, 18 anakan kiwi coklat lainnya diperkirakan akan menetas sebagai bagian dari Capital Kiwi Project, yang diharapkan dapat memulihkan populasi kiwi liar dalam skala besar di ibu kota Selandia Baru.

Proyek ini berencana menggunakan pemancar untuk memantau dua anak burung kiwi baru serta anak burung lainnya yang menetas.

Termasuk burung yang tidak bisa terbang, jumlah populasi kiwi di Selandia baru sebelumnya mencapai 12 juta ekor. Belakangan, kini populasinya merosot menjadi hanya 68.000 ekor, menurut badan amal Save the Kiwi.

Badan amal tersebut merupakan salah satu dari sekitar 90 program konservasi Kiwi yang bertujuan untuk meningkatkan populasi.

Pada tahun 1991, Departemen Konservasi Selandia Baru meluncurkan Rencana Pemulihan Kiwi, yang berfokus pada pengendalian predator dan keterlibatan masyarakat.

Menurut Departemen Konservasi Selandia Baru, populasi kiwi di negara tersebut menurun rata-rata 2 persen per tahun. Sebagian besar disebabkan oleh predator seperti cerpelai, kucing, anjing dan musang.

Sementara, 95 persen kiwi yang lahir di alam liar di Selandia Baru dibunuh sebelum mereka mencapai usia dewasa, menurut Save the Kiwi.

"Satu-satunya masalah bagi kiwi dewasa adalah anjing yang berkeliaran. Babi hutan memakan anak-anak kiwi sebelum mereka mencapai berat badan yang ideal," ujar pemimpin tim Capital Kiwi Project, Paul Ward, kepada CNN awal tahun ini.

Ward menyatakan optimismenya terhadap proyek tersebut, setelah pelepasliaran 63 burung kiwi di dekat Wellington pada Bulan November lalu, menandai pertama kalinya dalam satu abad burung kiwi liar hidup di wilayah tersebut.