KUDUS - Keberadaan bangunan sabo dam yang berada di sepanjang aliran Sungai menuju Desa Wonosoco, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, menjadi solusi jangka menengah untuk penanggulangan bencana banjir bandang di Desa Wonosoco.
"Dari rencana pembangunan lima buah sabo dam, untuk saat ini memang baru ada tiga buah yang menjadi salah satu solusi jangka menengah untuk menanggulangi banjir bandang di Desa Wonosoco," ujar Penjabat Bupati Kudus Bergas C. Penanggungan dikutip ANTARA, Jumat, 1 Desember.
Hanya saja, kata dia, keberadaan sabo dam yang sudah terbangun saat ini, perlu ada upaya pemeliharaan dari sedimentasi. Ketika sedimentasinya sudah tinggi, maka perlu dibersihkan dengan gotong-royong dan semangat desa.
Ketika bangunan sabo dam selesai dibangun, imbuh dia, efektivitasnya diperkirakan hanya berlaku antara satu hingga dua musim penghujan, selanjutnya perlu ada perawatan berkala agar bisa berfungsi maksimal.
"Jika sedimentasinya tidak pernah diatasi, maka sabo dam tersebut juga rata dengan dasar sungai sehingga fungsi mencegah air mengalir deras saat musim hujan tidak bisa maksimal," ujarnya.
Air hujan yang mengalir hingga ke Desa Wonosoco, kata dia, memang dari kawasan Pegunungan Kendeng yang berada di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Kudus, Grobogan dan Pati.
Sementara hasil pantauan lewat udara, imbuh dia, di pegunungan yang masuk wilayah tetangga memang gundul, sehingga menjadi permasalahan ketika turun hujan air langsung turun ke bawah tanpa ada penahan karena tidak ada pohon penghijauannya. Sedangkan sabo dam yang seharusnya bisa mereduksi banjir juga mengalami sedimentasi.
"Untuk itulah, kami mengajak masyarakat di Desa Wonosoco untuk bersama-sama melakukan normalisasi sabo dam dari sedimentasi yang semakin parah, agar banjir bandang di Desa Wonosoco tidak terjadi lagi," ujarnya.
Hasil laporan dari BPBD Kudus, Desa Wonosoco mengalami banjir bandang dua kali, yakni pada Jumat (24/11) malam dan Sabtu.
BACA JUGA:
Selain mengandalkan sabo dam, solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir bandang di Desa Wonosoco yang hampir setiap tahun terjadi adalah dengan penanaman pohon. Sedangkan di kawasan Desa Wonosoco sendiri sudah ada upaya penghijauan, namun di kabupaten tetangga belum ada kesadaran masyarakat untuk melakukan hal serupa.
Mengingat dampak banjir tidak dirasakan warga yang ada di kabupaten tetangga, melainkan di Kabupaten Kudus.
Pemkab Kudus juga sudah berupaya menjalin komunikasi dengan pemerintah provinsi, termasuk berkoordinasi dengan kabupaten tetangga untuk sama-sama melakukan penanganan banjir, salah satunya melakukan penanaman pohon di kawasan Pegunungan Kendeng. Karena kesadaran bersama inilah menjadi kunci keberhasilan dalam mencegah potensi banjir di Desa Wonosoco yang selama ini terdampak.