Gunung Anak Krakatau Erupsi, Nelayan Diimbau Tidak Beraktivitas
Ilustrasi- gunung anak Krakatau. (ANTARA/HO)

Bagikan:

LAMPUNG - Petugas Satuan Polisi Perairan (Sat Pol Air) Polres Lampung Selatan patroli laut mengimbau para nelayan dan para wisatawan untuk tidak beraktivitas di sekitar Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 kilometer. Patroli laut dilakukan karena dalam beberapa hari terakhir aktivitas Gunung Anak Krakatau meningkat.

Dalam beberapa hari terakhir, aktivitas Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda mengalami peningkatan dengan mengeluarkan abu vulkanik.

Hingga Rabu 29 November aktivitas Gunung Anak Krakatau masih terus menyemburkan abu vulkanik. Dengan meningkatnya aktivitas Gunung Anak Krakatau, petugas Sat Pol Air Polres Lampung Selatan melakukan patroli laut.

Dengan menggunakan kapal patroli XXV 1016, petugas Sat Pol Air memberikan imbauan kepada para nelayan dengan pengeras suara.

Kasat Pol Air Polres Lampung Selatan, Iptu Fathul Arif mengatakan, selain memberikan imbauan agar tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah Gunung Anak Krakatau, pihaknya juga mengimbau kepada para nelayan agar mematuhi peraturan demi keselamatan.

"Karena ancaman juga tidak hanya dari dampak erupsi Gunung Anak Krakatau, tetapi cuaca buruk jelang pergantian tahun. Itu juga perlu diwaspadai," kata Iptu Fathul Arif.

Sementara itu, Yono (60 tahun), salah seorang nelayan mengatakan, ia dan para nelayan lainnya di perairan Lampung Selatan selalu mengamati aktivitas Gunung Anak Krakatau setiap kali melaut untuk mencari ikan.

"Kita selalu mewaspadai peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau yang terjadi sekarang ini," ujar Yono.

Berdasarkan data Pos Pantau Gunung Anak Krakatau yang berapa di Desa Hargo Pancoran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan tercatat sejak Minggu (26/11/2023) hingga Selasa (28/11/2023) Gunung Anak Krakatau mengalami 90 kali letusan atau erupsi.

Erupsi gunung berapa yang berada di Selat Sunda tersebut memuntahkan abu vulkanik dengan ketinggian mencapai 500 hingga 2.000 meter dari permukaan kawah gunung.

Dari pantauan CCTV yang berada di Pos Pantau Gunung Anak Krakatau terlihat abu vulkanik berwarna hitam pekat membumbung ke udara condong ke arah barat daya.

Aktivitas Gunung Anak Krakatau meningkat karena adanya curah hujan yang tinggi di sekitar kawah gunung sehingga memicu terjadinya letusan atau erupsi.

Diketahui, ketinggian Gunung Anak Krakatau pascaletusan pada 2018 lalu kini sudah mencapai 180 meter dari permukaan laut. Untuk status Gunung Anak Krakatau berada level III atau siaga. Wisatawan dan masyarakat nelayan dilarang beraktivitas di sekitar Gunung Anak Krakatau dengan radius 5 kilometer dari kawah gunung.