Bagikan:

LAMPUNG - Gunung Anak Krakatau sudah empat kali mengalami erupsi dalam tiga hari terakhir. Warga dan wisatawan dilarang beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah aktif.

"Satu kali erupsi pada Selasa (3 Januari). Dua kali pada Rabu (4 Januari) pukul 14.10 WIB dan 15.09 WIB, dan yang keempat tadi sekitar pukul 00.13 WIB," kata Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Andi Suardi, saat dihubungi, Kamis 5 Juni.

Ia menambahkan, erupsi yang terjadi pada Kamis pukul 01.13 WIB terekam di seismograf beramplitudo maksimum 40 mm dan berdurasi 1.590 detik.

Seorang kepala dusun di Pulau Sebesi mengatakan, saat ini warganya masih beraktivitas sebagaimana biasa. Hal itu karena belum ada anjuran dari pemerintah berkenaan dengan peningkatan aktivitas gunung yang terletak di perairan Selat Sunda antara Banten dan Lampung itu.

"Masyarakat masih beraktivitas seperti biasa. Nelayan ya melaut, yang bercocok tanam masih berkebun sampai hari ini. Kami akan mengungsi jika sudah ada imbauan," kata Riko.

Chandra, nakhoda yang sering mengemudikan kapal melalui wilayah perairan Pulau Sebesi, mengatakan gelombang di wilayah perairan itu meningkat. Meski demikan, dia menyebut kondisi itu masih aman untuk kapal.

"Ombak tinggi sudah terjadi sejak pertengahan bulan lalu, saat angin barat. Tetapi diperparah dengan adanya erupsi Gunung Anak Krakatau. Sesekali kalau pas balik ke pulau malam, terlihat lahar api yang menyala, beberapa kali terdengar suara dentuman dari Gunung Anak Krakatau," ujarnya disitat Antara.

Menurut dia, operator kapal pencari ikan sudah diimbau tidak mendekati area dalam radius sekitar lima kilometer dari Gunung Anak Krakatau.