Mahfud MD: Kampanye Sabang-Merauke Komitmen Ratakan Pembangunan
Cawapres Mahfud MD di Sabang Aceh/ANTARA/Aditya Ramadhan

Bagikan:

SABANG - Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD menyebut pesan dipilihnya kampanye Pilpres 2024 pertama Ganjar-Mahfud di Sabang dan Merauke memiliki pesan pasangan tersebut akan memeratakan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.

"Ini adalah komitmen kami untuk memeratakan pembangunan ekonomi. Ini adalah komitmen kami agar tidak ada lagi masyarakat miskin di Indonesia. Ini juga komitmen untuk mewujudkan kepastian dan perlindungan hukum bagi seluruh elemen bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke," kata Mahfud dalam kampanyenya di Sabang, Aceh dilansir ANTARA, Selasa, 28 November.

Mahfud memulai kampanye hari pertama di ujung barat Indonesia yaitu Desa Jaboi Sabang Aceh, sementara Ganjar Pranowo di saat yang bersamaan memulai kampanye-nya dari Distrik Semangga Merauke Papua.

Mahfud mengungkapkan pesan di balik pilihan Sabang dan Merauke sebagai lokasi perdana kampanye Pilpres 2024 dapat dipahami bahwa ikatan emosional sebagai bangsa berawal dari desa, yang tercermin pada lagu berjudul “Dari Sabang Sampai Merauke".

Sabang dan Merauke, kata Mahfud, mencerminkan komitmen pasangan nomor urut 3 untuk memajukan seluruh rakyat Indonesia, baik di desa maupun kota, yang membentang dari Sabang sampai Merauke.

Khusus untuk program unggulan secara lokal di Aceh, lanjut Mahfud, pasangan tersebut berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan guru ngaji di Aceh.

"Kami punya unggulan, nanti guru ngaji ini akan kami beri perhatian khusus. Program unggulan-nya di sini adalah untuk para ustadz dan guru ngaji dan mungkin bisa dikembangkan buat marbot masjid yang sekarang ini memang perlu perhatian. Karena jasa mereka sangat besar bagi keberlangsungan bangsa dan negara ini," tuturnya.

Sedangkan Ganjar yang berada di Merauke menyampaikan kembali program satu desa satu fasilitas kesehatan dan satu tenaga kesehatan.

Ganjar mengakui ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai di Indonesia belum merata dan masih banyak masyarakat di desa yang terpaksa berobat ke dukun karena minim-nya akses kesehatan.