LAMPUNG SELATAN - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat adanya letusan 10 kali dari kawah Gunung Anak Krakatau di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung.
Kondisi erupsi itu bervariasi dengan ketinggian mulai dari 200 hingga 2.000 meter, terhitung sejak pukul 08.17 hingga 20.38 WIB, Senin (27/11).
Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Andi Suardi, mengatakan erupsi terjadi pada Senin (27/11) pagi hingga malam ini.
PVMBG dilansir ANTARA, mencatat erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi pada Senin, 27 November pukul 08.17 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 200 mm di atas puncak, dan dari permukaan laut kurang lebih 357 m kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut.
Kemudian terjadi erupsi kembali pukul 09.23 WIB, pukul 09.31 WIB, dan 09.32 WIB. Dengan ketinggian kolam abu bervariasi dari 200 meter 1.000, hingga 1.500 meter.
Selanjutnya erupsi kembali pada pukul 11.43 WIB, dengan ketinggian abu vulkanik 2.000 meter dari atas puncak gunung anak Krakatau.
Erupsi kembali pukul 14.46 WIB, ketinggian abu 300 meter, lalu 14.48 WIB, erupsi tinggi abu 500 meter, dan 14.53 WIB ketinggian lontaran abu 350 meter.
Gunung Anak Krakatau pada pukul 15.25 WIB kembali mengalami erupsi, namun tinggi kolom abu tidak teramati, tinggi lebih kurang 800 m.
Erupsi selanjutnya terjadi pukul 20.38 WIB dengan kolom abu teramati sekitar 300 meter di atas puncak atau sekitar 457 meter di atas permukaan laut, erupsi itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 65 milimeter dan durasi lebih kurang 1 menit 20 detik.
Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah barat laut.
BACA JUGA:
Permukiman terdekat dari Gunung Anak Krakatau berada pada Pulau Sebesi yang berjarak 16,5 kilometer.
Andi mengimbau masyarakat dan nelayan untuk tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau pada radius lima kilometer.
"Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada level III, siaga, dengan rekomendasi masyarakat, nelayan, pendaki gunung, tidak mendekati gunung dengan radius lima kilometer," katanya.