Bagikan:

SEOUL - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko bertemu Anggota National Assembly Korea Selatan, Mr Hong Moon Pyo di Gedung Korean National Assembly Seoul, Korea Selatan Selatan (Korsel), Senin 27 November.

Mereka membahas peluang bagi petani muda Indonesia untuk bekerja di Korea Selatan dengan konsep learning by working.

“Jadi mereka (petani muda) bisa belajar, tetapi tetap mendapat upah dari pekerjaan mereka,” kata Moeldoko di acara tersebut.

Pertemuan ini juga dihadiri sejumlah anggota Korean National Assembly dan pengusaha Korea Selatan di bidang pertanian dan energi. Mereka membahas rencana kerjasama yang akan membawa hubungan bilateral kedua negara ke tingkat yang lebih tinggi.

Pertemuan tersebut tidak hanya menjadi momen merayakan 50 tahun kerjasama antara Korea Selatan dan Indonesia, tetapi juga menjadi panggung untuk merinci rencana kerjasama masa depan. Fokus utama pembicaraan melibatkan bidang pertanian, energi hijau, dan penerapan teknologi digital di sektor pertanian.

Dalam konteks peringatan setengah abad kerjasama, Moeldoko menyampaikan peta jalan yang telah disiapkan Presiden Joko Widodo. Peta jalan ini menandai komitmen Indonesia mencapai Indonesia Emas tahun 2045, sebuah negara yang merayakan satu abad kemerdekaan dengan pendapatan per kapita yang melebihi USD 23 ribu.

Moeldoko menyampaikan gagasan untuk bisa mengirimkan petani muda Indonesia ke Korea Selatan melalui organisasi Maju Tani Nusantara. Langkah ini bertujuan memberikan kesempatan kepada para petani muda Indonesia untuk mendapatkan ilmu pertanian modern dari Korea Selatan, serta mengalami transformasi ilmu dan teknologi pertanian modern.

Langkah ini bisa dilanjutkan dengan investasi dari Korea Selatan di bidang pertanian modern, sehingga Indonesia bisa memenuhi kebutuhan buah tropis untuk pasar Korea Selatan. Moeldoko menyoroti langkah Korea Selatan yang memulai budidaya padi varietas Tongil tahun 1961, dan berhasil mencapai swasembada dalam tempo sepuluh tahun.

Saat ini, kata Moeldoko, Indonesia berada dalam tahap inovasi riset pengembangan benih padi unggul M70D, yang menjanjikan hasil pada usia padi 70 hari atau lebih cepat 20 hari dengan hasil dua kali lipat produksi rata-rata nasional.

Hong Moon Pyo menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas upaya Indonesia, khususnya  Moeldoko, dalam menjalin kerjasama pertanian dengan Korea Selatan. Menurutnya, Indonesia punya potensi besar karena lahannya yang luas, jumlah petani yang besar, dan kesiapan teknologi dan digital.

“Indonesia merupakan mitra potensial yang dapat membantu Korea Selatan mengembangkan pertanian modern,” kata Hong.

Hong juga menyambut peluang kerjasama yang lebih mendalam, terutama untuk membuka kesempatan bagi petani muda Indonesia. Beliau berharap agar pertemuan tersebut dapat menjadi awal bagi para petani muda Indonesia untuk belajar sambil bekerja, memanfaatkan pengalaman dan keberhasilan Korea Selatan dalam mengembangkan pertanian modern.

Pertemuan ini menandai langkah awal menuju kerjasama yang lebih erat antara Indonesia dan Korea Selatan di bidang pertanian dan energi hijau. Kedua negara menegaskan komitmen mereka untuk menciptakan masa depan yang cerah dan berkelanjutan.