Bagikan:

JAKARTA - Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuka peluang mempertemukan eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Ketua KPK Firli Bahuri. Keduanya bisa saja dikonfrontasi untuk membuat terang dugaan pertemuan keduanya di lapangan bulu tangkis.

“Ya, nanti kita lihat perkembangannya. Kalau memang perlu (kami, red) lakukan konfrontasi,” kata Anggota Dewan Pengawas KPK Albertina Ho kepada wartawan di Gedung ACLC KPK, Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin, 20 November.

Selain itu, Dewas KPK berencana memanggil saksi lainnya untuk membuat terang dugaan pertemuan tersebut. Hanya saja, Albertina belum memerinci siapa yang akan dipanggil lagi.

“Ya, nanti setelah ini kan Dewasnya rapat dulu siapa yang mana dipanggil. Mana yang perlu dipanggil ulang,” tegasnya.

Sementara itu, Firli mengaku sudah menjelaskan perihal dugaan pertemuannya dengan Syahrul yang ramai di lapanhan bulutangkis. Semuanya dijelaskan dalam waktu tiga jam pada hari ini, Senin, 20 November.

Diberitakan sebelumnya, Firli harusnya diperiksa Dewas KPK pada Jumat, 27 Oktober lalu tapi tidak hadir. Pensiunan Korps Bhayangkara itu kemudian meminta penjadwalan ulang pada Rabu, 8 November.

Dewas KPK mengalah karena merasa tak punya kewenangan. Namun, Firli lagi-lagi tidak hadir dengan alasan berdinas ke Aceh untuk mengikuti Roadshow Bus Antikorupsi dan rangkaian Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia).

Akibatnya, Dewas KPK harus menunda pemeriksaan dan akhirnya Firli dijadwalkan menjalani pemeriksaan pada Senin, 13 November. Hanya saja, Firli justru ngotot untuk hadir sehari setelah pada Selasa, 14 November dengan dalih sesuai surat pemanggilan yang dikirimkan.

Dewas KPK mengamini pada jadwal pemeriksaan memang berubah dari 14 November menjadi 13 November dengan alasan persiapan rapat kerja. Tapi, mereka dipastikan sudah berkirim surat pada Jumat, 10 November.

Meski begitu, Dewan Pengawas KPK sudah memeriksa tiga pimpinan yang lain yaitu Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron, Johanis Tanak, dan Alexander Marwata. Ketiganya saat itu diminta menjelaskan soal dugaan pemerasan terkait penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan RI.

"Pada umumnya terkait dengan dugaan pemerasan juga klarifikasi terkait dengan foto, itu saja yang ditanyakan. Terkait dengan pemerasan saya kan enggak tahu peristiwanya seperti apa," kata Alex di Gedung ACLC, Rasuna Said, Jakarta Selatan, Senin, 30 Oktober.

Sedangkan untuk Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango belum bisa memberikan keterangan karena sedang sakit. Adapun laporan dugaan pelanggaran etik pertemuan Firli dan Syahrul disampaikan Komite Mahasiswa Peduli Hukum pada Jumat, 6 Oktober.