Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Jepang mengutuk penyitaan kapal kargo Inggris yang dikelola oleh perusahaan Negeri Matahari Terbit oleh kelompok militan Houthi di Laut Merah, usai dituduh sebagai kapal milik Israel.

Pemerintah Jepang membenarkan bahwa kapal kargo yang dioperasikan oleh Nippon Yusen K.K., yang lebih dikenal dengan nama NYK Line, telah disita d Laut Merah, mengatakan tidak ada warga negara Jepang di antara awaknya.

"Pemerintah dengan tegas mengutuk tindakan seperti itu," kata juru bicara pemerintah Hirokazu Matsuno pada Hari Senin di Tokyo, melansir Kyodo News 20 November.

Matsuno menambahkan, pihak Pemerintah Jepang bekerja sama dengan negara-negara terkait untuk menjamin pembebasan kapal dan awak kapal tersebut.

Sementara itu, Nippon Yusen membentuk satuan tugas darurat di kantor pusatnya di Tokyo. Perusahaan mengatakan belum dapat menghubungi kapal pengangkut mobil bernama Galaxy Leader tersebut, yang dikatakan tidak memiliki muatan di dalamnya.

Perusahaan juga mengatakan telah berbagi informasi dengan perusahaan Inggris pemilik kapal tersebut.

"Kami menangani situasi ini dengan keselamatan anggota kru sebagai prioritas utama," sebut perusahaan.

Diberitakan sebelumnya, militan Houthi menyita sebuah kapal dikatakan milik Israel saat berlayar di Laut Merah. Militer Israel membantah kapal itu bukan milik Israel, namun menilainya tetap insiden yang serius dalam skala global.

"itu bukan kapal Israel," sebut IDF, melansir The Times of Israel.

Kapal berbendera Bahama itu terdaftar di bawah perusahaan Inggris, yang sebagian dimiliki oleh taipan Israel Abraham Ungar atau yang dikenal dengan Rami. Kapal itu tengah disewakan kepada perusahaan Jepang pada saat pembajakan.

Kelompok Houthi mengatakan penyitaan kapal tersebut dilakukan atas nama warga Palestina yang dibantai oleh Israel. Mereka mengatakan akan menargetkan semua kapal yang terkait dengan Israel, memperingatkan tidak ada kapal negara yang terkait dengan Israel di Laut Merah.

Sementara, Kantor Perdana Menteri Israel menyalahkan Iran, mengatakan, "Israel mengutuk keras serangan Iran terhadap kapal internasional."

"Kapal tersebut, yang dimiliki oleh sebuah perusahaan Inggris dan dioperasikan oleh sebuah perusahaan Jepang, dibajak dengan bimbingan Iran oleh milisi Houthi Yaman," kata kantor itu, menambahkan tidak ada warga Israel yang berada di atas kapal tersebut.

Dikatakan, sebanyak 25 orang dan awak yang berada di dalam kapal saat pembajakan terjadi berasal dari Bulgaria, Ukraina, Filipina, Meksiko dan Rumania.