Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan menggencarkan edukasi kental manis bukan susu untuk tangani gizi buruk atau stunting. Sebab, banyak masyarakat yang masih memberikan produk tersebut kepada anaknya.

"Kalau kita lihat di lapangan terkait stunting dan kental manis memang edukasi dan materinya harus mulai diperkuat karena kita lihat di lapangan sedang marak ya (stunting dan pemberian kental manis pada balita, red)," kata Kepala Bidang Kesmas Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah Yuni Rahayuningtyas dalam keterangan tertulis, Rabu, 15 November.

Tak hanya edukasi, Dinkes Provinsi Jateng bersama stakeholder lain gencar mengoptimalisasi pelayanan posyandu. Salah satu caranya, kata Yuni, dengan melakukan intervensi pemberian makanan tambahan (PMT).

"Kami berharap target Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2024 tercapai atau setidaknya angka prevelensi stunting pada tahun 2024 turun sebanyak tiga poin," tegasnya.

Sementara itu, PP Aisyiyah dan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) sempat memaparkan temuan mereka ke Pemprov Jateng terhadap keluarga dengan anak stunting di Semarang Selatan. Di sana, banyak orang tua membiarkan anak jajan sembarangan dan mereka tak paham soal gizi yang baik.

Bahkan ada beberapa temuan orang tua membiarkan anak mengonsumsi makanan instan tinggi garam, gula, dan lemak yang dijual di warung seperti kental manis, es teh, dan snack. Mereka kebanyakan beralasan yang penting ada makanan yang dikonsumsi anaknya.

Berikutnya, ada permasalahan monitoring soal distribusi PMT. Kondisi ini membuat Ketua Harian YAICI Arif Hidayat menilai Pemprov Jateng harus memperhatikan hal ini.

Jangan sampai bantuan diberikan tepat sasaran tapi tak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. "Tugas pemerintah dan kita semua selanjutnya setelah PMT terdistribusi adalah memastikan agar PMT tersebut dikonsumsi," tegas Arif.

Lebih lanjut, sambil memantau pemanfaatan PMT, pemerintah provinsi bisa mengedukasi pengentasan stunting. Termasuk, menginformasikan kental manis bukan susu kepada masyarakat.

"Edukasi perlu terus dilakukan, kami bersama Aisyiyah juga akan terus mendukung pemerintah untuk menurunkan stunting khususnya di Jawa Tengah," ungkapnya.

Senada, MMR Koord Divisi Pemberdayaan Masyarakat Majelis Kesehatan PP Aisyiyah Ekorini Listiowati mengatakan lembaganya siap berkontribusi mengurangi pemanfaatan kental manis di tengah masyarakat. Mereka bakal menggerakkan kadernya melakukan pendampingan dan monitoring di wilayah Jawa Tengah.

 

"Kami sebagai organisasi perempuan terbesar yang ada dari tingkat pusat, wilayah, cabang hingga ranting siap membantu dan menggerakan kader-kader terbaik kami untuk memperkuat, turut andil dan berkontribusi bersama pemerintah khususnya Jawa Tengah untuk pengentasan stunting," pungkas Rini.