JAKARTA - Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk meningkatkan kemitraan pertahanan kedua negara melalui penandatanganan perjanjian kerja sama pertahanan yang baru.
Kedua negara juga sepakat untuk bekerja sama dalam menegakkan hukum internasional, membangun kapasitas perdamaian, dan memperkuat kemampuan keamanan dan pertahanan.
Kerja sama baru tersebut mencakup berbagai bidang, termasuk profesionalisasi pertahanan, dunia maya, kedokteran militer, antariksa, latihan gabungan, pemulihan tawanan perang/hilang dalam tugas, dan melawan ancaman kimia, biologi, radiologi, dan nuklir.
Hal tersebut disampaikan dalam pernyataan bersama yang dirilis Gedung Putih setelah pertemuan Presiden Joko Widodo dan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih, Washington, Senin 13 November waktu setempat.
Mengutip Antara, Presiden Jokowi mengunjungi AS dalam rangka menghadiri pertemuan tingkat tinggi negara-negara Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di San Francisco, mulai 15-17 November.
Kedua pemimpin juga menegaskan kembali pentingnya memperkuat kerja sama praktis untuk mengatasi berbagai tantangan keamanan, termasuk melalui pertemuan rutin Dialog Keamanan dan Dialog Pertahanan Indonesia-AS, dengan melibatkan pemangku kepentingan non-militer.
BACA JUGA:
Kedua pemimpin juga menentang terorisme dan ekstremisme kekerasan dalam segala bentuknya, dan berkomitmen untuk bekerja sama mencegah dan melawannya, dengan cara-cara yang sesuai dengan hukum hak asasi manusia internasional dan hukum kemanusiaan internasional, demikian pernyataan Gedung Putih.
Sebelumnya, Indonesia dan Amerika Serikat sepakat untuk meningkatkan status hubungan bilateral dari kemitraan strategis menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan peningkatan status ini menjadi pondasi kuat untuk penguatan kerja sama bilateral Indonesia-AS, terutama pada bidang ekonomi.