Bagikan:

JAYAPURA - Dosen Fakultas Matematika dan IPA Universitas Cenderawasih Papua, Daawia mengakui, sejumlah satwa endemik yang ada di Tanah Papua terancam punah. Beberapa faktor yang memicu yaitu perburuan dan penebangan pohon di hutan. 

Satwa yang hampir punah di antaranya, kanguru pohon mantel emas (Dendrolagus Pulcherrimus) yang menjadi maskot PON XX. Satwa ini tersebar di Pegunungan Torriceli Barat Laut Papua Nugini (PNG) dan Pegunungan Foja di Timur Laut Provinsi Papua.

Menurut International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) atau Serikat Antarbangsa untuk Konservasi Alam terungkap spesies kanguru pohon mantel emas berada pada status mendekati kepunahan (critically endangered).

Sebab di tahun 2015, populasi hewan tersebut tinggal 500 ekor dan di Indonesia sudah masuk satwa yang dilindungi. 

Selanjutnya, Labi-labi moncong babi (testudines insculpta) atau kayu kura-kura moncong babi disebut demikian karena mulutnya menyerupai moncong babi dilindungi di Taman Nasional Lorentz dengan penyebaran wilayah Timika, Asmat, Mappi, Boven Digul, Yahukimo, dan Merauke dan statusnya terancam punah sejak 30 tahun terakhir akibat perburuan liar, hewan tersebut juga ditemukan di PNG dan Australia.

Hiu karpet berbintik (Hemiscyllium Freycineti) merupakan hewan endemik Tanah Papua ditemukan di Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Dayan dan tubuhnya menyerupai karpet berwarna coklat dengan bintik-bintik hitam sepanjang tubuhnya, Kasuari gelambir tunggal (Casuarius unappendiculatus) merupakan salah satu jenis burung besar yang tidak dapat terbang endemik Papua yang hidup di Yapen, Batanta dan Salawati, Papua Barat Daya serta masuk dalam red list IUCN dengan jumlah populasi sekitar 10.000 ekor.

Kasuari Kerdil yang memiliki tinggi sekitar 1 meter dengan bobot sekitar 26 kg tersebar di Pulau Seram, Pulau Yapen, dan New Britania, Burung Mambruk terdiri dari tiga yakni spesies Goura Scheepmakeri berwarna biru abu-abu dengan jambul seperti renda biru dengan iris mata merah dan bulu dada berwarna merah marun gelap hanya ditemukan di Kampung Fanamo Distrik Mimika Timur, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Goura Victoria berbulu biru keabu-abuan, jambul seperti kipas, dengan ujung berwarna putih, dada merah marun keunguan, dan paruh berwarna abu-abu , kaki merah, dengan garis tebal abu-abu pada sayap dan ujung ekor, di sekitar mata terdapat topeng dengan iris mata berwarna merah tersebar di Papua termasuk Yapen dan Biak serta pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Status burung Mambruk Victoria saat ini adalah terancam punah dan dikonservasi di Foja Mamberamo, serta Goura Cristata bulu berwarna biru abu-abu, mahkota seperti renda dan berwarna biru tersebar di sebelah barat Papua.

"Status burung mambruk adalah rentan (vulnerable)dan masuk dalam red list IUCN serta sudah masuk dalam daftar fauna yang dilindungi dengan PP no 7 tahun 1999, " jelas Daawia.

Ditambahkan, burung cendrawasih atau burung surga yang memiliki 30 spesies itu 28 diantaranya ditemukan di Tanah Papua dan semua spesiesnya berstatus dilindungi dalam UU no 5 1990.

Kupu-kupu Sayap Burung (Ornithoptera) ditemukan di bagian utara Australia, Bagian Timur dari garis Weber yaitu Maluku dan New Guinea dan Kepulauan Solomon dan dari 12 spesies di dunia, di Tanah Papua terdapat tujuh spesies yaitu ornithoptera priamus, ornithoptera meridionalis, ornithoptera tithonus, ornithoptera rothschildi, ornithoptera chimaera, ornithoptera goliath dan ornithoptera paradisea.

"Penyebaran kupu kupu sayap burung itu tersebar luas di seluruh daratan besar pulau New Guinea termasuk Tanah Papua, Maluku dan Australia, " jelas Daawia seraya berharap agar perlindungan terhadap satwa-satwa kembali digalakkan agar terhindar dari kepunahan.