China Dikabarkan Menghentikan Impor Koi dari Jepang di Tengah Perselisihan Pembuangan Air PLTN Fukushima
Ilustrasi peternakan ikan koi. (Wikimedia Commons/Eddie Maloney)

Bagikan:

JAKARTA - China menghentikan impor Nishikigoi atau ikan koi dari Jepang menurut sumber yang mengetahui hal tersebut, sebagai bagian dari tekanan Beijing terhadap Jepang terkait pelepasan air radioaktif PLTN Fukushima yang telah di olah ke laut.

Beijing tidak memperbarui izinnya untuk fasilitas karantina yang ditunjuk di Prefektur Niigata yang diperlukan untuk ekspor Nishikigoi Jepang ke China, setelah izin tersebut habis masa berlakunya pada akhir Oktober kata sumber tersebut, melansir Kyodo News 10 November.

Ikan koi telah mendapatkan popularitas di luar negeri sebagai hewan peliharaan dalam beberapa tahun terakhir. Ekspor ikan Jepang pada tahun 2022 berjumlah 6,3 miliar yen, dua kali lipat dari tingkat satu dekade sebelumnya.

Negeri Tirai Bambu merupakan importir terbesar ikan koi tahun lalu, menyumbang 19 persen dari total ekspor Jepang, menurut Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Jepang.

Tokyo telah menanyakan tentang penangguhan impor Nishikigoi Tiongkok melalui saluran diplomatik, namun Beijing belum memberikan tanggapan, kata sumber tersebut.

Di Tokyo, Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengatakan pada konferensi pers Hari Kamis, Jepang akan "terus mendesak pemerintah Tiongkok" untuk menyelesaikan prosedur yang diperlukan untuk dimulainya kembali perdagangan Nishikigoi secepatnya.

Matsuno mengatakan, Jepang telah menyerahkan kepada Tiongkok materi yang diperlukan untuk pembaruan izin fasilitas karantina "jauh sebelumnya" dan menekankan Tokyo telah mengikuti prosedur yang benar.

Sementara itu, Asosiasi Promosi Nishikigoi Seluruh Jepang mengatakan, mereka berharap ekspor ikan ke China akan segera normal, karena negara itu adalah pasar penting.

Terpisah, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin mengulangi penolakan Beijing terhadap pembuangan limbah ke laut pada konferensi pers Hari Kamis, menambahkan bahwa Tiongkok belum secara resmi mengumumkan penangguhan impor Nishikigoi dari Jepang.

Diketahui, Beijing menentang keras pembuangan air limbah radioaktif ke Samudera Pasifik, menyebutnya "terkontaminasi nuklir."

Sebelumnya, China telah memberlakukan larangan total terhadap impor hasil laut dari Negeri Matahari Terbit, terkait dengan pembuangan air tersebut.

Itu membuat ekspor produk kelautan Jepang ke Tiongkok anjlok 90,8 persen dari tahun sebelumnya, menjadi 800 juta yen pada Bulan September, setelah Beijing memulai larangan impor secara menyeluruh.