Bagikan:

JAKARTA - Rusia melancarkan serangan pesawat tak berawak besar-besaran pada Hari Jumat, menghantam infrastruktur penting di barat dan selatan Ukraina, menghancurkan rumah-rumah pribadi hingga bangunan komersial di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, kata para pejabat.

Angkatan udara Ukraina mengatakan, mereka menembak jatuh 24 dari 40 drone "Shahed" yang diluncurkan oleh Rusia, serangan drone terbesar dalam beberapa minggu yang menargetkan Kharkiv di timur laut, Odesa serta Kherson di selatan dan wilayah Lviv di perbatasan Ukraina dengan Polandia di Barat.

Selain itu, angkatan udara juga mengatakan berhasil menembak jatuh rudal X-59.

"Kami menyadari bahwa menjelang musim dingin, Rusia akan mencoba melakukan lebih banyak kerusakan. Kami akan merespons musuh," ujar Presiden Zelensky, melansir Reuters 3 November.

Angkatan udara mengatakan serangan drone terbaru diluncurkan dalam beberapa gelombang dan terbang ke berbagai wilayah dalam kelompok kecil. Peringatan udara di beberapa wilayah berlangsung selama beberapa jam pada malam hari.

Maksym Kozytskiy, Gubernur Lviv, mengatakan sebuah fasilitas infrastruktur telah diserang sebanyak lima kali selama serangan di wilayahnya, namun tidak merinci kerusakannya. Dia melaporkan tidak ada korban jiwa.

Di wilayah terdekat Ivano-Frankivsk, sebuah fasilitas militer diserang, kata gubernur Svitlana Onishchuk.

Adapun Oleh Kiper, gubernur wilayah Odesa, melaporkan adanya serangan terhadap fasilitas infrastruktur di wilayah selatan.

Sementara di Kharkiv, Gubernur Oleh Synehubov mengatakan, drone telah menyerang infrastruktur sipil dan menyebabkan kebakaran di dan dekat Kota Kharkiv. Dia mengatakan delapan orang, termasuk dua anak, memerlukan bantuan medis karena stres akut.

Menteri Dalam Negeri Ihor Klymenko mengatakan delapan rumah pribadi, sebuah bangunan tiga lantai, beberapa mobil, dan sebuah bengkel mobil rusak dalam serangan di Kharkiv.

Terkait serangan udara, Presiden Zelensky mengatakan, pertahanan udara telah di 10 wilayah berbeda.

Sementara itu, para pejabat mengatakan Ukraina bersiap menghadapi serangan udara Rusia yang kedua pada musim dingin terhadap sistem energi, yang mereka peringatkan lebih rentan dibandingkan tahun lalu karena kapasitasnya lebih sedikit dan peralatan cadangannya sedikit.