Final Liga Kampung Soekarno Cup Digelar Malam ini di GBK, Megawati hingga Ganjar Dijadwalkan Hadir
Riuh penonton yang tiba di Gelora Bung Karno (Wardhany Tsa Tsia/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pertandingan sepak bola final Liga Kampung Soekarno Cup digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat malam, 3 November.

Kegiatan ini akan dihadiri capres Ganjar Pranowo hingga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid. Kemudian hadir juga tokoh partai pendukung capres dan cawapres Ganjar Pranowo-Mahfud MD. 

“Pak Ganjar, Pak Arsjad, dan tokoh dari partai pengusung kami undang,” kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang dikutip Jumat, 3 November.

Pantauan di lapangan, acara pembuka masih dilakukan. Meski begitu, Megawati maupun Ganjar masih belum terlihat karena mereka baru saja berziarah ke makam Presiden Pertama RI Soekarno atau Bung Karno di Blitar, Jawa Timur.

Adapun pertandingan final akan mempertemukan tim dari Bali melawan Sulawesi Selatan. Bali lolos ke babak terakhir setelah melawan Tapanuli Selatan dengan skor 2-0.

Sedangkan Sulsel masuk ke final setelah menaklukan tim dari Manokwari dengan skor 3-1.

Tim yang menjadi juara dalam ajang Soekarno Cup Liga Kampung U-17 berhak mengangkat piala bergilir. Adapun piala ini didesain oleh putra Megawati Soekarnoputri yang juga Ketua DPP PDIP, M. Prananda Prabowo dan dipahat oleh Dolorosa Sinaga.

Kegiatan ini juga berhasil memperoleh rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) untuk dribel bola terbanyak yang diikuti 10.000 orang. Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun mengatakan pencapaian ini diharap membangkitkan semangat sepak bola dalam negeri.

“Oleh Bung Karno olahraga ini bisa membangun bangsa dan membangun pergaulan bangsa. Nah, itu kami mulai coba bangkitkan kembali semangat dengan menggerakkan bola kaki dari kampung ke kampung,” ujar Komarudin dalam sambutannya saat penyerahan rekor MURI.

Kegiatan ini juga diharapkan bisa menelurkan bakat baru di bidang sepak bola, kata Komarudin. Khususnya, mereka yang asalnya dari kampung.

“Ke depan pasti akan muncul pemain nasional dari kampung. Karena dulu Bung Karno saat kita baru merdeka, (timnas, red) bisa masuk piala dunia itu. Tetapi sekarang kita tambah tua tidak pernah muncul-muncul karena bola jadi perebutan politik,” pungkasnya.