Bagikan:

JAKARTA - Pakar PBB menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza, mengatakan waktu hampir habis bagi warga Palestina di sana yang menghadapi "risiko besar terjadinya genosida".

Gaza menghadapi blokade total dan bombardir oleh Israel, usai kelompok militan Palestina Hamas melakukan serangan ke wilayah selatan negara itu pada 7 Oktober lalu.

Israel mengatakan pihaknya mengarahkan serangannya ke Hamas, bukan warga sipil, dan menuduh kelompok tersebut menggunakan mereka sebagai tameng.

"Kami tetap yakin rakyat Palestina berada pada risiko besar terjadinya genosida," bunyi pernyataan kelompok ahli yang terdiri dari tujuh pelapor khusus PBB, melansir Reuters 3 November.

"Kami menuntut gencatan senjata kemanusiaan untuk memastikan bantuan sampai kepada mereka yang paling membutuhkan," lanjutnya.

Sementara itu, misi Israel untuk PBB di Jenewa menyebut laporan itu "menyedihkan dan sangat memprihatinkan", menyalahkan Hamas atas kematian warga sipil.

"Perang saat ini dilancarkan ke Israel oleh Hamas yang melakukan serangan pada tanggal 7 Oktober, menewaskan 1.400 orang dan menculik 243 anak-anak, pria dan wanita," katanya.

Diketahui, Mahkamah Pidana Internasional mendefinisikan kejahatan genosida sebagai niat khusus untuk menghancurkan secara keseluruhan atau sebagian suatu kelompok bangsa, etnis, ras atau agama dengan membunuh anggotanya atau dengan cara lain, termasuk menerapkan tindakan yang bertujuan untuk mencegah kelahiran atau memindahkan secara paksa anak-anak dari negara tersebut.

Pada tanggal 28 Oktober, pejabat senior hak asasi manusia PBB Craig Mokhiber menulis surat kepada Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Volker Turk, mengatakan "kita melihat genosida terjadi di depan mata kita, dan Organisasi yang kita layani tampaknya tidak berdaya untuk menghentikannya." Itu diikuti dengan keinginannya untuk mengundurkan diri.

Kantor Hak Asasi Manusia PBB mengatakan, rencana pensiun Mokhiber mulai berlaku minggu ini dan pandangannya bersifat "pribadi", tidak mencerminkan pandangan kantor tersebut.

Berbicara kepada Reuters setelah pernyataan para ahli tersebut dikeluarkan, salah satu pakar mengatakan masyarakat Gaza telah kehilangan "elemen paling dasar untuk hidup."

“Kami menggunakan istilah risiko genosida karena proses yang sedang berlangsung benar-benar tidak pandang bulu, dan dalam hal ini berdampak pada lebih dari 2 juta orang," jelas Pedro Arrojo Agudo, Pelapor Khusus Hak Asasi Manusia mengenai air minum yang aman dan kebersihan.

"Dan dalam hal ini, saya pikir kita menghadapi risiko genosida," tandasnya.

Diketahui, pasokan bantuan ke Gaza telah terhenti sejak Israel mulai membombardir daerah kantong padat penduduk tersebut. Organisasi-organisasi bantuan mengatakan, pasokan yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di sana.

“Situasi di Gaza telah mencapai titik kritis,” kata para ahli PBB, seraya menambahkan warga Gaza mengalami kelangkaan air, obat-obatan, bahan bakar dan persediaan penting serta menghadapi bahaya kesehatan.

Para ahli juga menunjuk pada sekutu Israel, yang menurut mereka “memikul tanggung jawab dan harus bertindak sekarang untuk mencegah tindakan yang membawa bencana.”

"Kami menyerukan Israel dan sekutunya untuk segera menyetujui gencatan senjata. Kita kehabisan waktu," kata para pakar PBB.