JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai pemberitaan media perlu hadir untuk meredam dan menangkis hoaks politik yang tumbuh serta menyebar di tengah masyarakat saat kontestasi Pemilu 2024.
Menkominfo mencontohkan soal hoaks terkait Presiden Joko Widodo yang berpidato menggunakan Bahasa Mandarin pada pekan lalu.
Menurutnya, apabila tidak ditangani dengan tepat dan tidak disebarkan kebenarannya oleh media maka berpotensi menciptakan persepsi yang tidak baik di tengah masyarakat.
"Nah itu mereka [penyebar hoaks] pakai deepfake, ini kecanggihan hoaks sudah luar biasa. Jadi saya harapkan media bisa hadir di ruang publik dan mengantisipasi hal-hal seperti ini sehingga ruang digital kita ini lebih sejuk dan adem," kata Budi di Kementerian Kominfo, Jakarta, Kamis 2 November, disitat Antara.
Budi mengatakan, terkhusus di momen menuju Pemilu 2024, kecepatan dan ketepatan pemberitaan dari awak media menjadi penting untuk menciptakan suasana positif dan kondusif tidak hanya di ruang digital tapi pada kehidupan nyata.
Meski tidak dimungkiri di masa menjelang Pemilu 2024 pemberitaan dengan topik politik meningkat dan menunjukkan banyak persepsi dari berbagai sisi namun ia berharap media bisa mengangkat manfaat dan nilai-nilai baik dari Pemilu 2024.
"Peran media menjadi sangat penting untuk menyosialisasikan semuanya apa yang terjadi. Ini kebijaksanaan juga diperlukan untuk menumbuhkan media sebagai ruang publik apalagi di era digital," tandasnya.