Bagikan:

MAKASSAR - Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Makassar Ismawaty Nur menyebut CCTV (Closed Circuit Television) dinilai cukup efektif dalam mencegah hingga menangani tindakan kriminal di lorong (jalan kecil atau gang) Makassar.

"Manfaat CCTV di lorong-lorong wisata (longwis) itu sudah dirasakan oleh masyarakat lantaran begitu banyak kejadian pencurian, konflik yang dengan cepat CCTV bisa melihatnya. Dari sana penanganannya pun lebih mudah," kata Ismawaty dilansir ANTARA, Senin, 30 Oktober.

Pasalnya, tidak sedikit warga lorong di Kota Makassar meminta rekaman CCTV melalui War Room untuk mengetahui beberapa kasus kriminalitas, seperti pencurian, tawuran antar lorong hingga perselisihan antar warga.

Salah satu contohnya, kata Isma, saat seorang warga Rappocini kerap kali kehilangan tabung gas elpiji, kemudian pihak Diskominfo bekerja sama kepolisian melakukan penelusuran pelaku melalui CCTV, alhasil pelaku ditemukan dan diamankan.

CCTV ini juga tidak hanya memudahkan penanganan tindak kriminalitas di lorong, tetapi juga menjadi media pengawas bagi para RT/RW, lurah hingga camat dalam menjalankan perannya memberikan pelayanan prima ke masyarakat. Terlebih, rekaman CCTV juga bisa dimonitor oleh setiap Dewan Lorong di Kota Makassar.

Saat ini, Sebanyak 1.571 unit CCTV telah terpasang di lorong-lorong Kota Makassar sejak Program CCTV lorong ini dicanangkan Pemerintah Kota Makassar pada 2021. Pemkot Makassar melalui Diskominfo menargetkan 1.000 CCTV terpasang setiap tahunnya.

Hanya saja, kata Kepala Dinas Kominfo Makassar, target itu baru tercapai tahun ini dengan pengadaan CCTV sebanyak 1.071 unit, yang menelan anggaran pengadaan CCTV Rp9,6 miliar.

Kendati demikian, pengadaan CCTV tersebut belum bisa melengkapi kekurangan pengadaan CCTV pada 2022 lalu, yang hanya berhasil dipasang sebanyak 500 unit. Itu lantaran pemulihan ekonomi masih terus dilakukan hingga saat ini pasca pandemi COVID-19.

"Harusnya hingga tahun ini sudah ada 2.000 titik CCTV yg terpasang, tapi kita tetap optimistis tahun depan kita bisa capai target," kata Isma.

Program CCTV ini sudah lama dilakukan Pemkot Makassar, namun hanya dipusatkan di lorong wisata. Dari sana, Pemkot Makassar kembali mencanangkan Program CCTV di semua sudut dan lorong Kota Makassar.

"Kalau bagi kita sendiri bisa melihat aktivitas warga di sana karena ada aktivitas ekonomi, misalnya menanam cabe dan selada itu bisa kita pantau dari jarak jauh," kata dia.

Apresiasi terhadap pengadaan CCTV juga dirasakan seorang warga bernama Shasa yang berdomisili di daerah Veteran Makassar. Kata dia, CCTV ini bisa mengungkap berbagai konflik di area tempat tinggalnya, seperti KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) hingga penganiayaan.

Maka dari itu, warga setempat merasa aman dengan kehadiran CCTV yang hasil rekamannya bisa dijadikan bukti terhadap tindak kejahatan yang terjadi di lorong-lorong.

Karena itu, Program CCTV Kota Makassar dinilai menjadi media pengawasan, pencegahan sekaligus penanganan terhadap aktivitas di lorong-Kota Makassar. Sekaligus menjadi perpanjangan tangan pemerintah untuk mengetahui aktivitas di berbagai lorong di Kota Anging Mammiri.