JAKARTA - Penyebaran kasus cacar monyet atau monkeypox tengah menjadi perhatian pemerintah setelah temuan 7 kasus aktif di Jakarta baru-baru ini.
Monkeypox menular melalui droplet berupa dahak, bersin, liur yang mengkontaminasi lingkungan atau tangan, kontak kulit, kontak luka, cairan tubuh, dan kontak seksual.
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama menyebut, tingkat kematian atau case fatality rate kasus monkeypox sebesar 1 persen.
"Dari 100 kasus positif bisa 1 meninggal mayoritas karena infeksi sekunder dan kondisi imunitas rendah pada kelompok berisiko LSL (lelaki seks dengan lelaki), ibu hamil, ibu menyusui, anak, lansia," kata Ngabila dalam keterangannya, Selasa, 24 Oktober.
Ngabila menguraikan, masyarakat perlu mengantisipasi penularan monkeypox dengan terus menjaga kebersihan diri dengan rajin memakai masker dan mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun terutama jika sedang sakit dan bertemu orang sakit.
Kemudian, hindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit demam, bergejala kemerahan, jerawat, luka, lenting isi air di kulitnya. Lalu, hindari juga kontak wajah dengan wajah, mulut, kulit, dan barang sehari-hari yang dipakai penderita.
"Berhubungan seksual yang aman, bersih, sehat dengan menggunakan kondom. Jangan berhubungan seksual jika pasangan sakit apalagi ada luka pada area kemaluan atau sedang mengalami infeksi menular seksual lainnya," tambah Ngabila.
Kemudian, jika menemukan gejala monkeypox seperti demam, lenting isi air atau luka pada kulit, apalagi disertai gejala khas monkeypox yaitu ada benjolan atau pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, leher, selangkangan, atau lipat paha, Ngabila menyarankan untuk segera datang ke fasilitas kesehatan semua puskesmas dan RS untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Saat ini, terdapat 7 kasus aktif monkeypox serta 1 kasus yang sempat terdeteksi pada Agustus 2022 di Jakarta.
BACA JUGA:
Rinciannya 1 kasus dari Jatinegara, Mampang 1 kasus, Kebayoran Lama 1 kasus, Setiabudi 2 kasus, Grogol Petamburan 1 kasus, dan Kembangan 1 kasus.
Seluruh pasien terkonfirmasi monkeypox di Jakarta adalah laki-laki usia produktif. Mayoritas atau sekitar 71 persen adalah laki-laki berusia 25-29 tahun, sementara 29 persen diantaranya adalah laki-laki berusia 30-39 tahun.
Dari hasil penelusuran, diketahui 6 pasien monkeypox juga merupakan orang dengan HIV (ODHIV), dan memiliki orientasi biseksual.