Hidrogen Alami Ditemukan di Morowali Sulteng, Badan Geologi ESDM Analisis di Laboratorium
Tim Badan Geologi Kementerian ESDM mengambil sample gas hidrogen alami di Desa One Pute Jaya, Morowali, Sulteng, Senin 23 Oktober. (ANTARA FOTO-Mohamad Hamzah)

Bagikan:

SULTENG - Badan Geologi, Kementerian Energi, dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menemukan hidrogen alami di lokasi pemandian air panas One Pute Jaya, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng).

"Dari hasil penelitian sementara kami, ada indikasi hidrogen alami di Sulawesi Tengah, tepatnya di Kabupaten Morowali," kata Ahli Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM Indra Sanjaya dihubungi dari Palu, Senin.

Ia mengatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian sementara yang dilakukan di Kabupaten Morowali sejak Oktober 2023, pihaknya mengidentifikasi adanya potensi hidrogen alami, tepatnya di pemandian air panas, daerah One Pute Jaya.

Menurut dia, penelitian yang dilakukan saat ini masih dalam tahap penelitian awal, dan telah dilakukan pengambilan sampel gas hidrogen untuk selanjutnya dilakukan penelitian lebih lanjut.

"Sampel yang telah kami ambil akan dilakukan analisis lebih lanjut di laboratorium untuk mengetahui kandungan aslinya, tapi yang kami bawa saat ini memang terdeteksi adanya gas hidrogen alami, namun untuk jumlah kadarnya masih diperlukan penelitian lebih lanjut," kata dia.

Ia menjelaskan bahan bakar hidrogen memiliki potensi untuk menyediakan sumber energi bersih tanpa menghasilkan emisi gas rumah kaca yang merusak lingkungan.

Hidrogen secara alami dapat dihasilkan dari proses geologi yang disebut "serpentinisasi." Proses ini terjadi akibat reaksi batuan ultramafik dengan air pada suhu dan tekanan rendah untuk menghasilkan mineral serpentin dan gas hidrogen.

Sulawesi Tengah memiliki sebaran batuan ultramafik yang paling luas di Indonesia, sehingga menjadi tempat untuk memulai pencarian sumber energi hijau ini.

"Kami menemukan potensi gas hidrogen alami di pemandian air panas di daerah One Pute. Gelembung gas yang muncul di kolam mata air ini adalah gas hidrogen yang berasal dari proses serpentinisasi yang terjadi di bawah permukaan bumi," ujarnya.

Lebih lanjut, dia mengemukakan bahwa perubahan iklim menjadi salah satu tantangan besar yang harus dihadapi oleh seluruh umat manusia saat ini seperti kenaikan suhu global, cuaca ekstrem, kenaikan permukaan laut, dan perubahan ekosistem yang menjadi masalah serius yang sedang dihadapi dunia saat ini.

Untuk menghadapinya, kata dia, upaya global terus menerus dilakukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menggantikan bahan bakar fosil dengan sumber energi yang lebih bersih, dan Pemerintah Indonesia dalam hal ini melalui Badan Geologi juga berupaya untuk menemukan potensi sumber energi hijau atau hidrogen alami ini.

Ia mengemukakan selain penemuan gas hidrogen di Kabupaten Morowali, Tim Badan Geologi Kementerian ESDM juga telah menemukan adanya potensi gas hidrogen lain di Sulawesi Tengah tepatnya di Tanjung Api, Ampana, Kabupaten Tojo Una-una.

"Kami juga melakukan penelitian di Sulteng sejak Agustus 2023 lalu, tepatnya di Ampana, itu bahkan sudah keluar hasil analisis dari sampel gas hidrogennya. Selain mengandung gas metana, terdapat juga gas hidrogen dengan kadar 20-30 persen," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa penemuan hidrogen di Ampana tersebut membuktikan adanya indikasi keberadaan material hidrogen di Indonesia, khususnya di Provinsi Sulawesi Tengah.

"Namun hal ini juga belum jauh penelitiannya, kami baru akan melanjutkan penelitian untuk lebih jauhnya untuk mengidentifikasi hal lainnya," kata dia.

Terakhir, dengan adanya penemuan tersebut, pihaknya terus melanjutkan penelitian untuk melihat potensi pengembangan dan pemanfaatan gas hidrogen sebagai energi bersih dalam mengatasi perubahan iklim.