BANDUNG - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memaparkan analisis tentang gempa bumi berkekuatan 5.0 magnitudo yang mengguncang wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
“Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG dan GFZ Jerman, maka kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid dilansir ANTARA, Rabu, 18 September.
Badan Geologi melaporkan wilayah Kabupaten Bandung dominan tersusun oleh tanah sedang pada dataran bergelombang, serta tanah keras pada morfologi perbukitan.
Daerah di sekitar pusat gempa bumi tersebut pada umumnya tersusun oleh batuan sedimen dan batuan gunung api. Adapun sebagian batuan tersebut telah mengalami pelapukan.
“Batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lepas, urai, tidak terkonsolidasi dan memperkuat efek guncangan gempa bumi,” kata dia.
BMKG mencatat gempa bumi berkekuatan 5.0 magnitudo yang mengguncang wilayah Kabupaten Bandung terjadi pada Rabu pukul 09.41 WIB.
Gempa bumi itu berpusat pada 7,19 derajat Lintang Selatan, 107,67 derajat Bujur Timur atau 24 kilometer Tenggara Kabupaten Bandung dengan kedalaman 10 kilometer.
Sedangkan menurut data Geo Forschungs Zentrum (GFZ) Jerman, lokasi pusat gempa bumi terletak pada koordinat 107,67 derajat Bujur Timur dan 7,24 derajat Lintang Selatan dengan magnitudo 5,3 pada kedalaman 10 kilometer.
BACA JUGA:
Laporan sementara BPBD Kabupaten Bandung, kejadian gempa bumi tersebut telah mengakibatkan bencana berupa kerusakan ringan rumah penduduk di Desa Cikembang, Cibeureum, Tarumjaya, Kabupaten Bandung serta di Garut.
Wafid mengungkapkan kejadian gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami karena lokasi pusat gempa bumi terletak di darat.
“Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi sebagian besar terletak pada kawasan rawan bencana gempa bumi menengah,” kata dia.