Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Energi dan SUmber Daya Mineral (ESDM) melakukan survei hidrogen alami di Indonesia.

Plt Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengatakan, pihaknya melakukan survey di Pulau Sulawesi bagian timur karena daerah tersebut memiliki kondisi geologi ideal untuk terbentuknya gas hidrogen alami.

"Dari hasil survei ditemukan rembesan gas hidrogen dengan kandungan 20-35 persen di daerah Tanjung Api, dan 9 persen di daerah Bahodopi, juga gas metana abiogenik dan nitrogen dengan konsentrasi signifikan," ujar Wafid kepada media yang dikutip Senin 22 Januari.

Wafid mengakui, meski belum dapat ditentukan keekonomisannya, namun hasil survei membuktikan bahwa sistem hidrogen alami ada di Indonesia.

"Untuk itu, diperlukan studi lebih rinci untuk mengetahui model generation, migration, dan trapping mechanism-nya," sambung Wafid.

Selain hidrogen, sepanjang tahun 2023 Badan Geologi juga berhasil mengidentifikasi sebaran 47 komoditas mineral kritis dan strategis.

Dalam proses pengungkapan mineral kritis, kata dia, Badan Geologi melakukan kegiatan kolaborasi dengan berbagai institusi di luar negeri, diantaranya Korea Institute of Geoscience.

"Dalam rangka mendukung transisi energi dan pengembangan energi hijau, Badan Geologi telah melakukan pemetaan sebaran mineral kritis dan strategis sehingga diperoleh jumlahnya mencapai 47 komoditas. Di antara mineral kritis dan strategis yang dilakukan penyelidikannya oleh Badan Geologi adalah lithium dan boron," beber Wafid.

Penyelidikan mineral lithium menunjukkan beberapa wilayah dengan kadar lithium dan boron yang cukup menjanjikan dan boron di beberapa daerah, diantaranya di Bledug Kuwu, Bledug Cangkring, Jono, Crewek, Kasonga dan Mamuju.

"Kami telah merekomendasikan Wilayah Izin Usaha Pertambangan Logam Tanah Jarang (WIUP LTJ/REE) yang pertama kali diusulkan di Indonesia yaitu di daerah Mamuju. Ke depan diharapkan akan lebih banyak lagi rekeomendasi yang kami hasilkan untuk mengusuklkan WIUP Tanah Jarang di Indonesia," tutur Wafid.

Boron adalah komponen penting hydrogen fuel cells yang merupakan energi alternative untuk kendaraan listrik, boron juga bahan baku dari neodymium-iron-boron (NdFeB) magnet, dan bahan baku untuk Pyrex.

Permintaan Boron naik 30 di tahun 2022 dan akan naik seiring dengan permintaan EV dan industry EBT di tahun-tahun mendatang.