JAKARTA - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu mengungkap penyebab munculnya sejumlah kasus cacar monyet atau monkeypox yang saat ini terdeteksi di Jakarta.
Maxi membeberkan kasus monkeypox yang menyerang warga Jakarta diakibatkan dari perilaku seks beresiko. Saat ini, terdapat 7 kasus aktif monkeypox serta 1 kasus yang sempat terdeteksi pada Agustus 2022.
Rinciannya 1 kasus dari Jatinegara, Mampang 1 kasus, Kebayoran Lama 1 kasus, Setiabudi 2 kasus, Grogol Petamburan 1 kasus, dan Kembangan 1 kasus.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, hingga kini kita dapatkan 7 kasus konfirmasi monkeypox di Indonesia di tahun ini. Seluruh kasus konfirmasi ditemukan di wilayah DKI Jakarta,” kata Maxi dalam keterangannya, Senin, 23 Oktober.
Berdasarkan pencatatan data, seluruh pasien terkonfirmasi monkeypox di Jakarta adalah laki-laki usia produktif.
Mayoritas atau sekitar 71 persen adalah laki-laki berusia 25-29 tahun, sementara 29 persen diantaranya adalah laki-laki berusia 30-39 tahun.
"Dari hasil penelusuran diketahui 6 pasien monkeypox juga merupakan orang dengan HIV (ODHIV), dan memiliki orientasi biseksual," jelas dia.
BACA JUGA:
Adapun gejala yang tampak pada ketujuh kasus aktif cacar monyet ini yakni munculnya lesi dan ruam kemerahan, dan diikuti dengan demam, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri tenggorokan, myalgia, ruam, dan sulit menelan.
Saat ini, seluruh pasien sedang menjalani perawatan intensif di ruang isolasi di sejumlah rumah sakit di Jakarta. Perawatan akan dilakukan hingga luka mengering dengan sempurna.
“Untuk kondisinya, semua baik dan stabil. Kita pantau secara ketat dan terus menerus. Saat ini kita juga sedang memonitor pihak-pihak yang melakukan kontak erat dengan pasien,” jelasnya.