Bagikan:

BANJARMASIN - Mencegah masuknya penyusup dalam aksi demo Alinsi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kalimantan Selatan (Kalsel), Polresta Banjarmasin membuka dialog dengan pengunjuk rasa terkait konflik Palestina-Israel. Sebab polisi melihat aksi Demo tersebut sangat berpotensi dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk memecah belah bangsa, sehingga diperlukan langkah preventif sebagai upaya pencegahan konflik.

“Kami ingin memberikan keamanan dan perlindungan kepada massa demonstrasi saat menyampaikan pendapatnya di muka umum,” kata Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Sabana Atmojo di Banjarmasin, Sabtu.

Sabana menuturkan dirinya melakukan langkah preventif atau tindakan pencegahan dengan cara membuka dialog dengan para mahasiswa guna menghindari potensi intervensi dari pihak lain sebagai penyusup yang bisa saja memanfaatkan keadaan untuk kepentingan kelompok.

“Massa unjuk rasa menyampaikan pendapatnya secara tertib dan damai, berjalan lancar, tidak ada konflik,” ucapnya.

Dia menyebutkan massa melakukan unjuk rasa sebagai bentuk keprihatinan rasa kemanusiaan terkait konflik Palestina-Israel yang tak kunjung selesai sampai sekarang.

Pengamanan unjuk rasa itu dipimpin langsung oleh Kapolresta Banjarmasin, melibatkan sebagian mahasiswa di flyover Jalan Ahmad Yani Kilometer 3, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin.

Sabana menjelaskan kebebasan menyampaikan pendapat merupakan hak setiap warga negara yang dijamin oleh UUD 1945, tetapi perlu ditekankan bahwa penyampaian pendapat di muka umum memiliki batasan yakni tidak boleh mengganggu keamanan dan ketertiban umum.

"Pada prinsipnya setiap warga negara harus bersama-sama saling menjaga kerukunan dalam hidup berbangsa dan bernegara," ujarnya.

Pada kesempatan itu, Sabana juga menyampaikan di hadapan massa terkait hal-hal yang menjadi atensi pimpinan untuk mewujudkan Polri yang semakin presisi.

“Dalam unjuk rasa konflik Palestina itu tidak ada fasilitas umum yang rusak, unjuk rasa berjalan dengan aman dan damai,” ujar Sabana.