Bagikan:

JAKARTA - Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno menduga salah satu penyebab amblesnya jalan Tol Cikampek-Palimanan (Cipali) disebabkan maraknya kendaraan over dimension over loading (ODOL) yang melintas. 

"Selama pandemi COVID-19 truk ODOL merajalela. Tidak ada tilang. Jadi sedikit banyak juga berpengaruh pada kerusakan jalan, kaya di Tol Cikampek. Rumit itu. Masalahnya kompleks," katanya,saat dihubungi VOI, di Jakarta, Selasa, 9 Februari. 

Tol Cipali merupakan salah satu ruas penting untuk jalur distribusi di Pulau Jawa. Sehingga, amblesnya jalur di Km 122+400 arah Jakarta akan sangat berpengaruh kepada distribusi logistik. 

"Oh iya jelas, betul akan berpengaruh pada distribusi logistik. Paling enggak dua minggu ini kan masa perbaikan dia," ucapnya. 

Satu-satunya jalan bebas hambatan yang menghubungkan Jawa Barat ke Jawa Tengah adalah tol Cipali. Namun, jalur tol ini ditutup akibat ruas jalan di Km 122+400 ambles. Maka, alternatif lain bagi pengguna jalan adalah jalur Pantura. 

Namun, akses jalan Pantura juga sedang tertutup karena banjir mengepung Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Sabtu, 6 Februari. Banjir disebabkan hujan deras yang mengguyur ibu kota Jateng itu selama 12 jam sejak Jumat malam. 

"Ya tidak ada lagi, lewat Pantura (tapi banjir). Maka lewat jalan riil. Itu pilihannya atau lewat udara," ujarnya. 

Sementara, Astra Tol Cipali selaku pengelola jalan Tol Cipali akhirnya memberlakukan penutupan ruas jalan yang mengarah ke Jakarta dan memberlakukan contraflow mulai dari Km 117 hingga Km 126. Kebijakan ini diambil karena ruas jalan tol ambles dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan di Km 122+400 arah Jakarta. 

Koordinasi dengan kepolisian pun telah dilakukan dengan melakukan contraflow sejak 9 Februari 2021 pukul 01.00 WIB. 

Perbaikan jalan ambles akan memakan waktu sekitar dua pekan. Untuk mengurangi beban lalu lintas, dibangun lajur darurat di median, diperkirakan memakan waktu tiga hari.