1.500 Tenaga Kesehatan Lansia di Surabaya Terima Vaksin COVID-19
ILUSTRASI/Tenaga kesehatan divaksin COVID-19

Bagikan:

SURABAYA - Vaksinasi COVID-19 di Surabaya tidak hanya diberikan kepada tenaga kesehatan usia 18-59 tahun. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan 1.500 nakes lansia juga akan divaksinasi COVID-19.

"Awalnya kan vaksin Sinovac gelombang pertama itu untuk nakes usia 18-59 tahun. Nah, baru kemarin diumumkan bahwa vaksin itu juga bisa dipakai untuk nakes lansia usia 60 tahun ke atas," kata Humas Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara, di Surabaya, Selasa, 9 Februari.

Menurut Febri, jumlah nakes lansia di Surabaya ada sekitar 1.500 orang. Mereka akan menerima vaksin di rumah sakit tempat kerjanya atau tempat prakteknya. 

Dia juga memastikan proses penyuntikan vaksin kepada nakes lansia itu tidak jauh beda dengan penyuntikan vaksin para nakes sebelumnya. 

"Prosesnya sama saja, harus melalui beberapa tahapan seperti verifikasi, screening, penyuntikan vaksin dan pemantauan," ujarnya.

Namun Febri tidak menjelaskan detail berapa jumlah nakes lansia yang sudah divaksinasi. Vaksinasi ini dilakukan setelah Menteri Kesehatan Budi Gunagi Sadikin, mengumumkan memperbolehkan penggunaan vaksin COVID-19 bagi nakes lansia. 

"Karena memang kemarinnya masih ada stok vaksin yang diterima pemkot, akhirnya kita langsung gelar hari ini juga. Sedangkan untuk penyuntikan kedua, sesuai ketentuan akan dilakukan empat minggu setelahnya, jadi berbeda dengan yang nakes sebelumnya yang hanya dua minggu," ujarnya.

Sementara itu, salah satu nakes lansia yang menerima vaksin kali ini adalah Bambang Priambodo (72) itu, mengaku divaksin di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya. Dia mengaku tidak ada persiapan khusus pada saat akan divaksin. 

"Setelah divaksin tidak merasakan apa-apa. Saya ingin (divaksin) sudah lama, san saya ditelepon RS, saya semangat untuk vaksin," kata profesor yang juga dokter spesialis orthopedi itu.

Menurutnya, nakes lansia itu memang seharusnya diutamakan juga. Sebab, mereka juga berisiko tertular karena masih melakukan praktek. Dengan divaksin, para lansia itu lebih terproteksi. 

"Yang tua harusnya didulukan, supaya lebih safe. Nakes diutamakan, tua juga diutamakan," ujarnya.

Dia memastikan  vaksin ini bukan segala-galanya. Makanya, dia juga mengimbau meskipun sudah divaksin, tetap harus menjaga diri dan tetap menjaga protokol kesehatan. "Karena memang vaksin bukan segala-galanya. Meskipun divaksin, harus tetap menjaga diri, prokes harus diutamakan," katanya.