JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan akan mengungkap seluruh dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan) yang menjerat eks Mentan Syahrul Yasin Limpo. Tak terkecuali, aliran uang ke Partai NasDem.
Hal ini disampaikan Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri menanggapi pernyataan Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni yang mengakui ada sumbangan dari Syahrul. Jumlahnya disebut mencapai Rp20 juta untuk bantuan bencana.
“Pada saatnya pasti akan dibuka berapa jumlah temuan awal aliran uang tersebut,” kata Ali kepada wartawan, Kamis, 12 Oktober.
Pengungkapan ini akan dilakukan untuk memastikan kasus korupsi ini diusut tuntas. Semua informasi disampaikan ke publik nantinya, ungkap Ali.
“Sebagai bagian transparansi dan akuntabilitas KPK dalam menyelesaikan perkara korupsi,” tegasnya.
Sahroni mengungkap Syahrul melakukan transfer uang atas nama pribadinya hanya untuk sumbangan bencana. Dia sudah melakukan pengecekan transaksi keuangan untuk memastikannya.
Meski begitu, Sahroni mempersilakan jika komisi antirasuah mau melakukan pemeriksaan lanjutan.
Diberitakan sebelumnya, KPK resmi mengumumkan Syahrul beserta dua anak buahnya, Sekjen Kementan Kasdi Subagyono dan Direktur Alat Pertanian Kementan Muhammad Hatta sebagai tersangka pada Rabu, 11 Oktober. Ketiganya terlibat dugaan pemerasan dan gratifikasi.
Dalam kasus ini, Syahrul melalui dua anak buahnya tersebut diduga memeras pegawainya dengan mewajibkan membayar uang setoran setiap bulan. Nominalnya beragam antara 4.000-10.000 dolar Amerika Serikat.
Uang yang dikumpulkan diyakini bukan hanya berasal realisasi anggaran Kementan digelembungkan atau mark-up melainkan dari vendor yang mengerjakan proyek. Pemberian uang dilakukan secara tunai, transfer maupun barang.
BACA JUGA:
Penerimaan ini digunakan Syahrul untuk memenuhi kebutuhannya, seperti membayar kartu kredit maupun membeli mobil Toyota Alphard. Uang yang diduga dinikmati ketiganya berkisar Rp13,9 miliar.
Pendalaman bakal dilakukan sebab KPK juga menemukan uang sebesar Rp30 miliar saat menggeledah rumah dinas Syahrul dan Rp400 juta di rumah Hatta.