KALSEL - Dewan Pengurus Daerah Pecinta Anggrek Indonesia (PAI) Kalimantan Selatan (Kalsel) mengoptimalkan 8 taman konservasi untuk menyelamatkan habitat tanaman anggrek dari ancaman kebakaran hutan dan lahan (kathutla).
“Di Kalimantan ada sekitar 3.000 anggrek spesies, langkah kita adalah mengerahkan pengurus di kabupaten untuk memindahkan habitat dari lokasi rawan karhutla ke taman konservasi,” kata Ketua DPD PAI Kalsel Arinda Dian Susanti di Banjarmasin, Kalsel, Rabu 11 Oktober, disitat Antara.
Dia menyebutkan, delapan taman konservasi anggrek itu tersebar di Banjarmasin, Banjarbaru, Tanah Laut, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, dan Balangan.
“Hingga saat ini belum ada anggrek yang terdampak karhutla, namun meskipun api karhutla tidak secara langsung mengenai tanaman anggrek, tetapi asap dan hawa panasnya dapat menghambat pertumbuhan bunga anggrek spesies,” tuturnya.
Menurut dia, jika karhutla dibarengi musim panas terus berkepanjangan, habitat anggrek spesies yang langka dapat terancam punah, terlebih anggrek spesies membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berbunga, bahkan ada juga yang membutuhkan waktu hingga 20 tahun.
Ia mengatakan meskipun lokasi kebakaran di Kalsel didominasi lahan gambut, hal itu tetap mengancam keberadaan anggrek karena habitat hidupnya di Kalsel tidak hanya di hutan tetapi di lahan gambut atau daerah rawa.
BACA JUGA:
Dia mengatakan, tanaman anggrek memiliki banyak manfaat selain dari sisi keindahan, salah satunya sebagai tanaman penyumbang oksigen untuk udara yang bersih.
Arinda menjelaskan kepunahan tanaman anggrek tidak hanya disebabkan karhutla tetapi juga upaya alih fungsi hutan yang tidak memperhatikan keberadaan dan kelestarian anggrek.
Dirinya menyesalkan pihak yang tidak memberikan perhatian terhadap pelestarian anggrek, padahal Kalimantan merupakan tempat habitat terbanyak anggrek spesies dari total 5.000 spesies di Indonesia, 3.000 spesies di antaranya di Pulau Kalimantan.
Dia berharap, pemerintah daerah segera menemukan solusi mengatasi karhutla yang setiap tahun terus terjadi di Kalsel. Apalagi saat ini musim kemarau panjang tentu berdampak buruk terhadap proses pertumbuhan segala jenis tanaman.
“Kita upayakan dengan maksimal untuk menyelamatkan anggrek dari ancaman karhutla,” tandasnya.