MAGETAN - Sebanyak 2.000 hektare hutan di lereng Gunung Lawu terbakar. Kebakaran terjadi di lereng Gunung Lawu, yakni di Kabupaten Ngawi dan Magetan, Jawa Timur. Kebakaran mulai merembet ke titik hutan di Karanganyar, Jawa Tengah.
Pemprov Jatim pun berencana untuk melakukan aeroseeding di hutan yang terdampak.
Adm Perhutani KPH Lawu DS, Agus Ahmad Fadoli, mengatakan, saat ini ada sekitar 2.000 hektare hutan di lereng Gunung Lawu yang terdampak kebakaran hutan.
Sebanyak 1.300-an hektare berada di sisi Kabupaten Ngawi dan 700 hektare sisanya berada di sisi Kabupaten Magetan.
“Sebagian besar yang terbakar adalah hutan lindung, rimba campur, semak belukar, dan rumput ilalang,” kata Agus dalam keteranganya, Rabu 11 Oktober.
Pihaknya saat ini terus melakukan pemantau terhadap sejumlah ilaran yang telah dibuat untuk memutus jalur api. Ada 27 kilometer ilaran yang telah dibuat, dengan 18 kilometer ilaran ada di Kabupaten Ngawi, dan 9 kilometer ilaran ada di Kabupaten Magetan.
“Saat ini kita fokus untuk penyisiran ilaran dengan melakukan penyusuran untuk melakukan pengecekan titik-titik api, kalau ada langsung kita padamkan,” ujar Agus.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang berkunjung di Posko Pemantauan Karhutla di Kabupaten Magetan, menuturkan, pihaknya berencana untuk melakukan penghijauan kembali dengan metode aeroseeding pada sejumlah area hutan lindung yang terdampak kebakaran.
BACA JUGA:
Hal ini dilakukan untuk menjangkau sejumlah titik hutan yang memang kondisinya sulit untuk dijangkau karena berada di lereng dan tebing curam. Aeroseeding sudah pernah dilakukan oleh Pemprov Jatim untuk melakukan penghijauan pada titik hutan lindung yang mengalami kebakaran hutan hebat.
“Jadi nanti kalau sudah musim hujan bisa kita lakukan aeroseeding, dengan titik apa tanamannya apa, daerah tertentu dengan biji apa. Semua harus sesuai dengan asesmen yang sebelumnya sudah dilakukan,” tutur Khofifah.