CIREBON - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon bakal menghentikan penyaluran bantuan air bersih untuk masyarakat. Sementara, kejadian kekeringan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat terus meluas.
Sub Kordinator Kebencanaan Ahli Muda BPBD Kabupaten Cirebon, Juwanda mengatakan, penghentian distribusi tersebut karena masa tanggap darurat bencana kekeringan berakhir pada 31 Oktober 2023.
“Desa-desa yang mengalami kekeringan nantinya tidak akan didistribusi lagi air bersih. Hal ini sesuai regulasi yang berlaku,” kata Juwanda di Kabupaten Cirebon, Selasa 10 Oktober.
Namun, lanjut Juwanda, bila bencana kekeringan terus meluas hingga akhir 2023, pemerintah daerah bakal melanjutkan kembali masa tanggap darurat.
“Kami juga prediksi kemarau di Kabupaten Cirebon bakal berakhir pada akhir Oktober 2023. Tanda-tanda akan diguyur hujan sudah mulai terlihat,” kata Juwanda.
Dalam catatan BPBD, hingga Selasa kemarin, jumlah warga yang kesulitan mendapatkan air bersih di kabupaten tersebut hingga 67.263 jiwa dari 20.230 keluarga. Puluhan ribu warga itu berada di 21 desa dari 12 wilayah kecamatan.
"Kabupaten Cirebon ini paling parah dibandingkan daerah lainnya. Jumlah warga yang kesulitan mendapatkan air bersih bertambah. Bulan lalu sekitar 50.000 orang,” kata Juwanda.
BACA JUGA:
Juwanda mengatakan, BPBD Kabupaten Cirebon telah mendistribusikan bantuan air bersih untuk masyarakat di belasan desa terdampak.
"Kami sudah kirim sebanyak 74 tangki atau 296.000 liter. Karena satu tangki isinya 4000 liter, jadi kalau dikalikan 74 totalnya 296.000 liter," kata Juwanda.