Disebut <i>Buzzer</i> Oleh Cak Imin, Menag Yaqut: Terserah Mau Mengatakan Apa
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas menrespons santai pernyataan Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang menyebut dirinya sebagai buzzer.

Hal ini terkait pernyataan Menag yang sebelumnya meminta masyarakat untuk tidak memilih pemimpin yang melakukan politisasi agama, merujuk pada Pilgub DKI 2017.

Menyikapi tanggapan tersebut, Menag Yaqut Cholil mengatakan bahwa tidak masalah jika dirinya disebut sebagai buzzer. Ia membandingkan manusia dengan buku kosong, yang bisa saja diberi berbagai penilaian atau apresiasi dari orang lain.

"Enggak apa-apa. Boleh bilang saya buzzer, ya terserah mau menyebut apa. Orang itu berhak memberikan apresiasi atau menilai diri kita. Kita ini buku kosong yang bisa dicoret-coret, terserah saja orang mau mengatakan apa," kata Menag Yaqut dalam keteranganya, Jumat 6 Oktober.

Yaqut juga menegaskan bahwa meskipun disebut sebagai buzzer, prinsip dan keyakinannya tetap tidak berubah.

Selain itu, Menag Yaqut mengungkapkan bahwa belum ada pertemuan resmi dengan Ketua Umum PKB, Cak Imin. Meskipun demikian, ia menjelaskan bahwa tetap menjaga komunikasi yang baik dengan sejumlah pengurus di PKB.

"Tidak ada panggilan, jadi tidak ada pertemuan (dengan Cak Imin, Red). Teman-teman saya di PKB masih menjalin komunikasi dengan baik, saya masih berhubungan dengan mereka meskipun tidak diundang ke dalam rapat. Melalui pesan WhatsApp dan telepon masih tetap terjalin komunikasi," tambah Yaqut.

Sebelumnya, Cak Imin merespons pernyataan Yaqut Cholil Qoumas dengan menyebutnya sebagai "omongan buzzer". Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid atau Gus Jazil juga menyebut pihaknya bakal mengambil langkah-langkah pendisiplinan terhadap Gus Yaqut.

Kami tentu sudah menyiapkan langkah-langkah pendisiplinan. Jadi, dan publik tentu juga akan memberikan penilaian. Hati-hati menjaga mulutnya, karena apa? Karena ini (Yaqut) pejabat publik, dia digaji oleh pajak negara untuk membuat suasana harmoni, bukan untuk mengeluarkan statement-statement yang enggak perlu," tandas Gus Jazil.