JAKARTA - Pertemuan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) dengan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangerap disebut sebagai gaya politik yang santuy, meski tetap membahas isu formal. Puan sedang memainkan perang sebagai ‘ice breaker’ antara PDIP dengan PSI.
“Langkah Puan untuk merangkul Kaesang tidak terlepas dari bentuk kelegowoan politik,” kata Pengamat Komunikasi Politik, Ari Junaedi, Kamis5 Oktober.
Puan dan Kaesang bertemu didampingi beberapa jajaran partai masing-masing dengan suasana santai dan kekeluargaan. Ari pun mengapresiasi sikap Puan yang terlihat ‘mengemong’ Kaesang mengingat putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu merupakan sosok anak muda, dan baru saja masuk ke kancah politik.
“Puan menganggap pertemuannya dengan Kaesang layaknya sebagai pertemuan antar keluarga saja. Puan tidak ingin menempatkan dirinya lebih besar atau lebih hebat, baik dari sisi jabatan dan asal partainya, tetapi ingin membuka ruang dialog dengan anak muda seperti Kaesang dan jajaran pimpinan PSI,” paparnya.
Ari juga memuji upaya Puan yang mencoba menyesuaikan diri dengan gaya kepemimpinan anak muda seperti Kaesang. Terbukti, pertemuan Puan dan Kaesang digelar di sebuah kafe yang ada di bilangan Menteng, Jakarta Pusat.
“Puan tidak mematok lokasi pertemuan harus di Kantor DPP PDI Perjuangan tetapi memilih kafe sebagai tempat pertemuan,” ujar Ari.
“Agar pertemuan tidak terkesan berbau politik yang ‘berat-berat’, sengaja pula Puan mengajak pengurus sayap partai seperti Taruna Merah Putih dan Banteng Muda Indonesia yang memang dibentuk untuk menaungi anak-anak muda di PDI Perjuangan,” lanjut Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi tersebut.
BACA JUGA:
Meski jauh lebih senior, Puan dinilai tetap membumi. Bahkan Puan terus menunjukkan sikap menghargai terhadap Kaesang sebagai Ketum PSI, sambil tetap menunjukkan kehangatan seperti seorang kakak kepada adiknya.
“Walaupun punya posisi sebagai Ketua DPR RI, Puan Maharani selalu membahasakan panggilan untuk Kaesang dengan sebutan ‘Dik Ketum’, sebuah sapaan akrab untuk menghargai kedudukan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum PSI,” ungkap Ari.
Pengajar Program Pascasarjana Universitas Islam Bandung (Unisba) itu juga menyoroti bagaimana sosok Puan mampu memecahkan ketegangan PDIP dengan PSI selama ini melalui pertemuannya dengan Kaesang. Ari juga mendukung pernyataan Puan yang menyebut politik harus memerhatikan etika dan dilandaskan dengan rasa saling menghormati serta menghargai.
“Tidak salah jika Puan dianggap sebagai sosok penting di tubuh PDI Perjuangan sekarang ini karena bisa menjadi ‘ice breaker’ sekaligus inisiator dari manuver-manuver politik yang dilakukan PDIP,” tuturnya.
Seperti diketahui, beberapa elite atau fungsionaris PSI kerap melontarkan pernyataan yang memojokkan PDIP. Dalam pertemuan dengan Puan, Kaesang pun menyampaikan permohonan maaf atas sikap sejumlah kader PSI tersebut.
Menurut Ari, sosok Puan sebagai ‘ice breaker’ juga ditunjukkannya saat ia bertemu dengan Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beberapa waktu lalu. Padahal PDIP dan Demokrat diketahui memiliki sejarah hubungan yang agak dingin.
“Seperti yang coba ditempuh oleh Puan Maharani dalam beberapa pekan terakhir ini. Relasi PDI Perjuangan dengan Demokrat yang semula dianggap mirip seperti ‘air’ dengan ‘minyak’ ternyata berhasil terbuka usai Puan mengajak bertemu AHY,” sebut Ari.
Pertemuan Puan dengan Kaesang pun dinilai bisa menjadi pembuka jalan bagi bertambahnya dukungan politik bagi capres PDIP, Ganjar Pranowo. Walau belum ada kesepakatan PSI akan bergabung dengan PDIP, Ari beranggapan pertemuan Puan dan Kaesang merupakan sinyal yang baik.
“Tentunya ini menjadi langkah yang cukup strategis karena PSI meski sempat mendukung pencapresan Ganjar, tapi dinamika terbaru menunjukkan PSI semakin erat hubungannya dengan Prabowo Subianto,” ucapnya.
Ari menambahkan, manuver politik Puan yang melakukan pertemuan demi pertemuan dengan berbagai tokoh politik besar menunjukkan bahwa cucu Bung Karno tersebut sudah mengemban tugas dengan baik sebagai Ketua Tim Pemenangan PDIP di Pileg dan Pilpres 2024.
“Setelah sebelumnya bertemu dengan tokoh senior Partai Golkar, Jusuf Kalla dan Luhut Panjaitan, Puan semakin menunjukkan ‘kelasnya’ dalam membuka ruang-ruang politik yang memungkinkan untuk memperlebar segmen dukungan bagi Capres usungan PDI Perjuangan yakni Ganjar Pranowo,” terang Ari.