Amerika Serikat Bakal Kirim Senjata dan Amunisi Iran yang Disita ke Ukraina
Senjata milik Iran yang disita US CENTCOM. (Sumber: Departemen Pertahanan Amerika Serikat)

Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat akan mengirim ribuan senjata dan amunisi Iran yang disita ke Ukraina, langkah yang dinilai dapat membantu meringankan kekurangan yang dihadapi militer negara itu dalam menghadapi invasi Rusia.

Komando Pusat Amerika Serikat (US CENTCOM) telah mentransfer lebih dari satu juta butir amunisi Iran yang disita ke angkatan bersenjata Ukraina, dengan pengiriman dilakukan Hari Senin, kata US CENTCOM.

"Pemerintah memperoleh kepemilikan amunisi ini pada tanggal 20 Juli 2023, melalui klaim penyitaan sipil Departemen Kehakiman terhadap Korps Garda Revolusi Iran (IRGC)," kata pernyataan itu, dilansir dari CNN 5 Oktober.

Sebelumnya, Departemen Kehakiman mengumumkan pada Bulan Maret, mereka melakukan penyitaan satu juta butir amunisi Iran, ribuan sumbu untuk granat berpeluncur roket dan ribuan pon propelan untuk granat berpeluncur roket yang disita Angkatan Laut dari Iran saat dalam perjalanan ke Yaman.

"Amunisi ini awalnya disita oleh pasukan angkatan laut Komando Pusat AS. dari kapal tanpa kewarganegaraan dhow MARWAN 1 yang sedang transit, 9 Desember 2022. Amunisi tersebut dipindahkan dari IRGC ke Houthi di Yaman yang melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 2216," sebut pernyataan itu.

Setelahnya, Pemerintahan Presiden Biden selama berbulan-bulan telah mempertimbangkan cara mengirim secara legal senjata-senjata yang disita, yang disimpan di fasilitas CENTCOM di Timur Tengah ke Ukraina.

Selama setahun terakhir, Angkatan Laut AS telah menyita ribuan senapan serbu Iran dan lebih dari satu juta butir amunisi dari kapal yang digunakan Iran untuk mengirimkan senjata ke Yaman.

Penyitaan tersebut, yang sering dilakukan dengan pasukan mitra regional, menargetkan kapal-kapal kecil tanpa kewarganegaraan di rute yang secara historis digunakan untuk menyelundupkan senjata ke Houthi di Yaman.

Pada pertengahan Januari, AS membantu pasukan Prancis dalam menyita 3.000 senapan serbu yang dikirim dari Iran ke Yaman, serta 23 peluru kendali anti-tank. Setelah penyitaan, AS mengambil hak asuh atas senjata yang disita.

Larangan senjata ilegal itu membatasi periode dua bulan di mana AS dan mitranya menyita total 5.000 senjata dan 1,6 juta butir amunisi, menurut US CENTCOM.

Pejabat Departemen Kehakiman dan Pertahanan telah bekerja sama untuk menemukan jalur hukum untuk mengirim senjata ke Ukraina, kata para pejabat, dan salah satu caranya adalah melalui otoritas penyitaan sipil di AS.

"Pada akhirnya, Ukraina membutuhkan berbagai pasokan untuk upaya perang, dan meskipun ini bukan solusi untuk seluruh kebutuhan militer Ukraina, hal ini akan memberikan dukungan yang sangat penting,” kata Jonathan Lord, peneliti senior dan direktur Program Keamanan Timur Tengah di Center for a New American Security yang mendorong AS untuk mengirim senjata Iran yang disita ke Ukraina dalam sebuah opini pada Bulan Februari.

Lord menambahkan, langkah tersebut juga dapat berdampak pada hubungan Iran dengan Rusia.

"Selama lebih dari setahun, UAV Iran di tangan militer Rusia telah digunakan untuk menyerang dan membunuh warga sipil Ukraina," jelas Lord.

"Ada keadilan puitis di Ukraina yang memanfaatkan senjata-senjata Iran yang disita untuk membela rakyatnya dari invasi dan pelanggaran kriminal Rusia. Selain itu, kebijakan ini mungkin memberikan tekanan yang lebih besar pada hubungan yang sedang berkembang antara Moskow dan Teheran," tandasnya.