Bagikan:

SUMSEL - Kepolisian Resor (Polres) Ogan Ilir memodifikasi mobil penyemprot air penghalau massa atau water cannon untuk membantu memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayahnya.

"Dalam kondisi terjadi peningkatan karhutla beberapa bulan terakhir, kami memanfaatkan mobil water cannon dengan melakukan sedikit modifikasi peralatan penyemprotan air dan selang," kata Kapolres Ogan Ilir AKBP Andi Baso Rahman di Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel), Rabu 20 September, disitat Antara.

Dia menjelaskan, inovasi dan kreativitas personel Polres Ogan Ilir dilatarbelakangi sering sulitnya akses mobil damkar menuju ke lokasi karhutla, terutama di lahan rawa dan gambut.

"Berkaca dari kasus karhutla dan sulitnya melakukan pemadaman, saya menugaskan anggota untuk memanfaatkan mobil water cannon dengan memodifikasi menjadi alat pemadam kebakaran," ujarnya

Mobil penghalau massa yang dimodifikasi itu mencapai titik api sampai 1.000 meter. Ia mengatakan tanpa modifikasi dan tambahan selang Y connection air dari water cannon hanya mencapai jarak 100 meter.

"Solusi untuk menuju ke lokasi kebakaran yang sulit dilalui mobil, maka kami mengubah kendaraan tersebut menjadi mesin semprot yang sangat efektif yang lebih jauh jarak semprotan," ujarnya.

Menurut dia, melalui modifikasi mobil water cannon diharapkan dapat menekan karhutla pada musim kemarau 2023. Selain itu pihaknya terus mengimbau masyarakat untuk melakukan berbagai tindakan pencegahan karhutla.

"Kami terus mengimbau masyarakat agar selalu menjaga kelestarian lingkungan dan tidak membuka lahan dengan cara membakar, karena siapapun tanpa terkecuali baik disengaja maupun tidak disengaja terbukti membakar lahan akan dipidana hukum," kata Andi Baso.

Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ogan Ilir Edi Rahmat menjelaskan, sepanjang musim kemarau 2023 ini tercatat 400 hektare lahan yang berbatasan langsung dengan Kota Palembang itu mengalami karhutla, terutama di Kecamatan Indralaya, Indralaya Utara, Pemulutan, dan Pemulutan Barat.

Untuk mencegah terjadinya karhutla yang lebih luas, pihaknya didukung aparat TNI, Polri, Manggala Agni, dan instansi terkait, terus melakukan patroli.