ACEH - Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera I merenovasi bendungan karet Krueng Aceh yang sudah mengalami kerusakan sejak 2003 silam sebagai solusi mengatasi krisis air baku di Kota Banda Aceh.
"Perbaikan bendungan ini untuk mengatasi krisis air baku, karena kondisinya rusak parah, kini dianggarkan kembali untuk renovasi," kata Kepala TU BWS Sumatera I Khalid, di Aceh Besar, Aceh, Antara, Selasa, 19 September.
Khalid menyampaikan, pekerjaan renovasi ini diperkirakan selesai dalam waktu 420 hari, proses ini lama mengingat kerusakan bendungan tersebut sudah sejak 20 tahun silam.
Renovasi bendungan karet tersebut merupakan usulan dari anggota DPR RI asal Aceh Irmawan, dan diharapkan bisa selesai tepat waktu supaya krisis air baku di ibu kota Provinsi Aceh itu bisa segera teratasi.
"Pembangunan bendungan ini dianggarkan untuk dua tahun, insyaallah 2024 sudah selesai," kata Irmawan.
Dia menekankan bahwa saat ini ia fokus memperjuangkan pembangunan infrastruktur di Tanah Rencong, termasuk bidang pengairan seperti bendungan karet Krueng Aceh tersebut.
"Karena itu, kita harapkan terus adanya kerja sama dari semua pihak terkait, dan masyarakat Aceh untuk mendorong renovasi bendungan karet cepat selesai dikerjakan," ujarnya pula.
Menurut dia, bendungan karet tersebut sudah lama diusulkan seiring banyaknya masyarakat yang mengeluhkan terkait kekurangan atau kebutuhan air bersih di Banda Aceh.
"Terkadang bukan hanya krisis airnya, ada berwarna cokelat, semoga masalah ini segera teratasi, dan kami mohon dukungan semua pihak," demikian Irmawan.
Air bersih di Banda Aceh dikelola oleh Perumdam Tirta Daroy, dan saat ini pihaknya mulai kekurangan air baku untuk mengolah air bersih, terutama saat musim kemarau.
Air baku yang menjadi sumber utama pengolahan air bersih untuk Banda Aceh itu berasal dari Sungai Krueng Aceh, tetapi debit air sungai tersebut semakin hari terus berkurang, terutama saat musim kemarau.
BACA JUGA:
Kondisi itu juga disebabkan karena kerusakan bendungan karet untuk menampung air bakunya saat musim kemarau. Karena itu, dengan pembangunan atau renovasi kembali tersebut bisa menjadi salah satu solusi mengatasi kekurangan air bersih di Banda Aceh.