Bagikan:

ACEH UTARA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara melalui Dinas Pertanian dan Pangan menyatakan ribuan hektare persawahan di daerah itu terancam kekeringan.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Aceh Utara Erwandi mengatakan, ada sekitar 8.900 hektare persawahan terancam kekeringan.

"Ancaman kekeringan itu akibat pembangunan bendungan Krueng Pasee tidak kunjung selesai dikerjakan. Bendungan Krueng Pasee menjadi sumber air bagi ribuan hektare persawahan masyarakat," kata Erwandi di Lhokseumawe, dikutip dari Antara, Selasa, 10 Januari. 

Menurut Erwandi, ribuan hektare persawahan itu terancam mengalami krisis air jika tidak turun hujan dalam waktu dekat ini. Ribuan hektare sawah tersebut tersebar di delapan kecamatan di Kabupaten Aceh Utara dan satu kecamatan di Kota Lhokseumawe.

Erwandi merincikan ribuan hektare sawah terancam kekeringan tersebut di antara berada di Kecamatan Meurah Mulia, Kecamatan Matang Kuli, Kecamatan Tanah Luas, Kecamatan Tanah Pasir dan Kecamatan Syamtalira Aron.

Selanjutnya, Kecamatan Syamtalira Bayu, Kecamatan Samudera dan Kecamatan Nibong serta Kecamatan Blang Mangat di Kota Lhokseumawe, kata Erwandi menyebutkan.

"Ribuan hektare persawahan di sembilan kecamatan tersebut berstatus sebagai sawah tadah hujan atau sawah yang hanya memanfaatkan air hujan sebagai sumber air utama," kata Erwandi

Erwandi mengatakan pembangunan bendungan Krueng Pasee dikerjakan kontraktor dari Jawa Timur. Proyek perbaikan tanggul bendungan irigasi itu mulai dikerjakan November 2021 dan ditargetkan selesai akhir 2022.

Namun, hingga berakhirnya kontrak pengerjaan, proyek pembangunan bendungan Krueng Pasee tersebut belum selesai, sehingga mengakibatkan krisis air bagi areal persawahan sembilan kecamatan tersebut.

Perbaikan bendungan Krueng Pasee karena jebol akibat banjir akhir 2020. Pembangunan bendungan Krueng Pasee tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah pusat melalui Balai Sungai Wilayah Sumatera.

"Kami berharap proyek perbaikan bendungan Krueng Pasee tersebut dapat segera selesai agar masyarakat bisa bertani kembali. Kami hanya mampu mengurangi dampak dari lambannya pembangunan bendungan tersebut seperti meminjamkan alat untuk mengurangi dampak kekeringan," kata Erwandi.