JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) sedang mempercepat penyelesaian konstruksi dua bendungan di Aceh, yaitu Bendungan Rukoh dan Keureuto.
Kedua bendungan ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas irigasi pertanian, mendukung pengendalian banjir serta menyediakan air baku dan energi listrik bagi masyarakat Aceh.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, pembangunan bendungan ini merupakan langkah konkret Kementerian PU dalam mendukung Asta Cita Presiden Prabowo-Wakil Presiden Gibran, yakni memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan.
"Kehadiran bendungan ini juga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani, sekaligus mendukung ketahanan pangan yang menjadi prioritas nasional," ujar Dody dikutip dari laman resmi Kementerian PU, Rabu, 30 Oktober.
Pertama, untuk Bendungan Rukoh. Infrastruktur bidang air ini terletak di Kabupaten Pidie yang memiliki kapasitas tampungan sebesar 128 juta meter kubik dan luas genangan 716,7 hektare.
Bendungan ini nantinya akan melayani area irigasi seluas 11.950 hektare dengan pola tanam padi-padi-palawija serta intensitas tanam yang mencapai 300 persen (eksisting 140 persen).
Di samping itu, Bendungan Rukoh juga berfungsi untuk pengendalian banjir di wilayah Krueng Rukoh dengan potensi pengurangan banjir hingga 89,62 persen serta menyuplai air baku sebesar 0,90 meter kubik per detik.
Infrastruktur bidang air ini dibangun sejak akhir 2018 dengan biaya APBN sebesar Rp1,5 triliun.
Pelaksanaan pembangunan dilakukan secara bertahap melalui dua paket dengan masing-masing kontraktor. Paket 1 dengan progres fisik 96,16 persen dikerjakan PT Nindya Karya (Persero) senilai Rp377 miliar. Sementara itu, untuk Paket 2 progres fisiknya sudah 92,42 persen, yang dikerjakan PT Waskita Karya (Persero) Tbk KSO PT Adhi Karya (Persero) dan PT Andesmont Sakti Senilai Rp1,7 triliun.
Kemudian, Bendungan Keureuto di Kabupaten Aceh Utara yang memiliki kapasitas tampungan 215,94 juta meter kubik dan luas genangan 896,6 hektare.
BACA JUGA:
Ke depan, bendungan ini diharapkan dapat melayani kebutuhan irigasi pada lahan seluas 9.455 hektare, menyediakan air baku sebesar 0,5 meter kubik per detik dan menghasilkan energi listrik 6,34 MW.
Adapun Bendungan Keureuto dibangun sejak 2015 dengan biaya APBN sebesar Rp2,7 triliun. Progres fisik pembangunan bendungan ini sudah mencapai 96,69 persen.
Pekerjaan ini terbagi menjadi empat paket pekerjaan dengan masing-masing kontraktor. Paket 1 PT Brantas Abipraya (Persero)-PT Pelita Nusa Perkasa (KSO), Paket 2 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, Paket 3 PT Hutama Karya-Perapen dan paket penyelesaian pembangunan bendungan oleh PT Brantas Abipraya (Persero)-PT Indrapurindo Marga Bakti Utama-PT Pelita Nusa Perkasa (KSO).