Menlu Retno di SDG Summit 2023: Dunia Harus Mendorong Terciptanya Lingkungan Kondusif untuk Negara Berkembang
Menlu Retno Marsudi. (Sumber: Kementerian Luar Negeri RI)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menegaskan kembali komitmen ASEAN untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG), menegaskan kembali pentingnya ruang bagi negara berkembang, saat mengikuti SDG Summit di Markas PBB, New York, Amerika Serikat.

Dalam pernyataan bersama atas nama ASEAN, Menlu Retno menegaskan komitmen mencapai target SDG.

"Komitmen dan upaya ASEAN untuk mencapai SDGs diselaraskan dengan Visi ASEAN 2025 dan Visi ASEAN 2045," ujar Menlu Retno dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri, Selasa 19 September.

Lebih jauh dikatakannya, di tengah situasi global yang tidak menentu, ASEAN akan terus berupaya memperkuat kapasitasnya agar tetap tangguh menghadapi berbagai tantangan dan guncangan di masa yang akan datang.

Dijelaskan olehnya ada tiga upaya yang dilakukan ASEAN untuk mencapai tujuan SDG. Pertama, komitmen ASEAN untuk mempersempit kesenjangan pembangunan dan memperkuat implementasi SDGs secara lokal, termasuk melalui pemberdayaan pemuda, perempuan, lansia, UMKM dan pekerja migran.

Kedua, lanjut Menlu Retno, ASEAN berkomitmen untuk menjadi komunitas yang tangguh, dengan meningkatkan investasi di bidang pembangunan SDM, infrastruktur kesehatan, transformasi digital, rantai pasok yang kuat dan ketahanan energi yang berkelanjutan.

Ketiga, ASEAN terus berupaya untuk memperkuat multilateralisme dan penghormatan terhadap piagam PBB.

"Dengan begitu, arah implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) dapat kembali ke jalur yang benar," ujar Menlu Retno.

Sementara saat menyampaikan pernyataan nasional Indonesia, Menlu Retno mengatakan, tatanan global saat ini tidak memberikan kesempatan yang sama bagi negara-negara berkembang. Akibatnya, sulit untuk mencapai target implementasi SDGs pada 2030.

"Tidak ada pilihan lain, dunia harus mendorong terciptanya lingkungan yang kondusif bagi negara berkembang untuk tumbuh dan membuat lompatan pembangunan," tegasnya.

"Diskriminasi perdagangan harus dihentikan. Negara berkembang harus diberikan kesempatan untuk lakukan hilirisasi industri," tandas Menlu Retno.

Ditambahkan, dalam kaitan ini, sebagai Ketua ASEAN, Indonesia mendorong agar ASEAN dapat menjadi hub kawasan untuk Electric Vehicles, berperan besar dalam rantai pasok global, mendorong pembangunan hijau dan menjadikan kawasan sebagai pusat pertumbuhan (Epicentrum of Growth).